Industri Pengolahan Nonmigas Kontributor Terbesar PDB

Sabtu, 21 Desember 2019 - 00:00 WIB
Industri Pengolahan...
Industri Pengolahan Nonmigas Kontributor Terbesar PDB
A A A
JAKARTA - Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan sektor industri pengolahan nonmigas selalu menjadi sektor dengan kontribusi terbesar terhadap PDB. Selama periode 2015-2019 kontribusi industri pengolahan berada di kisaran 20 persen.

Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas triwulan III tahun 2019 sebesar 4,68 persen. Sektor industri memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Kontribusi industri pengolahan pada triwulan III tahun 2019 sebesar 19,62 persen merupakan yang terbesar dibandingkan sektor ekonomi yang lain. Sektor industri pengolahan nonmigas sendiri menyumbangkan kontribusi sebesar 17,56 persen.

Sementara itu, nilai ekspor sektor industri periode Januari-Oktober 2019 sebesar USD105,11 miliar. Nilai investasi sektor industri periode Januari-September 2019 sebesar Rp147,3 triliun. Jumlah tenaga kerja sektor industri mengalami peningkatan sejak tahun 2015, tercatat pada bulan Agustus 2019 jumlah tenaga kerja sektor industri sebanyak 18,93 juta orang dengan sektor industri makanan memberikan penyerapan terbesar sebanyak 4,74 juta orang; industri pakaian jadi sebanyak 2,65 juta orang; dan industri kayu sebanyak 1,69 juta orang.

Selain itu, investasi sektor industri tahun 2019 mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2018, investasi sektor industri mencapai Rp1.068,9 triliun sedangkan pada Januari-September 2019 mencapai Rp1.216,2 triliun.

Menurut Menperin, lima besar industri dengan nilai investasi terbesar pada periode tersebut adalah industri makanan dengan angka Rp41,43 triliun, kemudian industri logam sebesar Rp37,61 triliun, diikuti industri kimia dan farmasi yang mencapai Rp22,10 triliun, serta industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain sebesar Rp8,39 triliun. “Selain itu, investasi di industri mesin dan elektronika mencapai Rp8,22 triliun,” ujar Menperin.

Menperin Agus menyampaikan, pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui beberapa upaya strategis. Misalnya, memberikan kemudahan izin usaha serta memfasilitasi insentif fiskal dan nonfiskal. Menurutnya dengan adanya investasi masuk, bisa memperkuat struktur industri manufaktur di dalam negeri. Dari investasi itu juga bisa memacu produktivitas dan menghasilkan produk substitusi impor.

Perbaikan rantai pasok yang terintegrasi dari hulu hingga hilir juga menjadi upaya pemerintah untuk menggenjot daya saing industri nasional. Selain itu dukungan ketersediaan bahan baku, sumber daya manusia kompeten dan suplai energi yang cukup dengan harga yang kompetitif.

Pemanfaatan teknologi industri 4.0 juga akan ditingkatkan. Mengingat teknologi mampu meningkatkan produktivitas sektor industri secara lebih efisien. Hal ini karena telah terbangunnya konektivitas melalui teknologi digital hingga menggunakan internet of things atau artificial intelligence.

Menperin menambahkan, berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, pemerintah memprioritaskan pengembangan lima sektor manufaktur yang dinilai mampu memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Kelima sektor industri tersebut industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronika.
(alf)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6716 seconds (0.1#10.140)