Utang Pemerintah Capai Rp4.814,31 Triliun per November 2019
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang Pemerintah per akhir November 2019 berada di angka Rp4.814,31 triliun, dengan rasio utang pemerintah terhadap PDB menjadi 30,03%.
Menteri Keuangan (Menkeu) mengatakan rasio ini sedikit meningkat jika dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, hal ini masih dapat ditoleransi karena masih berada jauh di bawah batas aman seperti yang ditentukan Undang-undang.
"Melalui penetapan batas maksimum yang diamanatkan dalam undang-undang tersebut, Pemerintah benar-benar pruden dalam menentukan besaran utang yang akan dibuat dan benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan APBN serta sesuai kondisi pasar," ujar Menkeu di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Selasa (7/1/2020).
Sebagai informasi, realisasi pembiayaan utang akhir November 2019 mencapai Rp442.923,6 triliun atau 123,29% target APBN yang terdiri dari realisasi Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp465.101,9 triliun atau 119,58% target APBN dan realisasi Pinjaman sebesar negatif Rp22.178,2 tirliun atau 74,66% target APBN.
Pembiayaan dalam bentuk SBN realisasinya melampaui target yang ditetapkan oleh APBN 2019 untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya defisit yang melebar sebagai dampak dari kondisi perlambatan ekonomi global ke ekonomi domestik. Meskipun begitu, hal tersebut dilakukan dengan secara pruden dan akuntabel dengan memperhitungkan semua biaya dan risiko yangakan dihadapi.
Menteri Keuangan (Menkeu) mengatakan rasio ini sedikit meningkat jika dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, hal ini masih dapat ditoleransi karena masih berada jauh di bawah batas aman seperti yang ditentukan Undang-undang.
"Melalui penetapan batas maksimum yang diamanatkan dalam undang-undang tersebut, Pemerintah benar-benar pruden dalam menentukan besaran utang yang akan dibuat dan benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan APBN serta sesuai kondisi pasar," ujar Menkeu di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Selasa (7/1/2020).
Sebagai informasi, realisasi pembiayaan utang akhir November 2019 mencapai Rp442.923,6 triliun atau 123,29% target APBN yang terdiri dari realisasi Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp465.101,9 triliun atau 119,58% target APBN dan realisasi Pinjaman sebesar negatif Rp22.178,2 tirliun atau 74,66% target APBN.
Pembiayaan dalam bentuk SBN realisasinya melampaui target yang ditetapkan oleh APBN 2019 untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya defisit yang melebar sebagai dampak dari kondisi perlambatan ekonomi global ke ekonomi domestik. Meskipun begitu, hal tersebut dilakukan dengan secara pruden dan akuntabel dengan memperhitungkan semua biaya dan risiko yangakan dihadapi.
(ind)