Menteri Edhy Puji Kegigihan Aparat Tangkap 3 Kapal Vietnam di Natuna
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo hari ini meninjau keberadaan tiga kapal ikan asing berbendera Vietnam yang ditangkap karena melakukan pencurian ikan di Laut Natuna Utara pada akhir Desember 2019 lalu.
Edhy mengapresiasi keberanian aparat yang dengan gigih berusaha menangkap kapal asing ilegal tersebut yang sempat melakukan perlawanan sengit saat hendak ditangkap. Akibatnya, Kapal Pengawas Perikanan yang melakukan penangkapan mengalami kerusakan.
“Kita baru saja melihat keberanian adik-adik kita di tengah laut yang melakukan penangkapan illegal fishing. Di hadapan kita ada tiga kapten kapal yang memimpin penangkapan. Kepada saudara Samson, Ma'ruf dan Selamet, terima kasih. Sengaja saya hadirkan karena memang keberanian mereka ini langka,” kata Edhy dalam konferensi pers di Stasiun PSDKP Pontianak, Kamis (9/1/2020).
Edhy juga menyampaikan apresiasi dan rasa bangga kepada aparat dari Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang telah dengan sabar, sigap dan tegas, dalam menghadapi provokasi dan pelawanan dari kapal-kapal ikan asing berbendera Vietnam tersebut. Dia mengatakan, keberhasilan ini tak lepas dari dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak.
Sebagai informasi, penangkapan tiga kapal Vietnam dengan 36 awak dilakukan Kapal Pengawas milik KKP, yang terdiri dari KP. Orca 3, KP Hiu Macan 01 dan KP Hiu 011. Ditjen PSDKP juga telah berkoordinasi dengan TNI AL yang juga mengerahkan KRI Tjiptadi-381 dan KRI Teuku Umar-385 serta BAKAMLA yang mengirimkan KN. Tanjung Datu ke Laut Natuna Utara.
"Kami di lapangan bahu membahu dengan TNI AL, TNI AD, TNI AU, Pol Air, Bakamla yang memberikan info sejak tanggal 27 Desember. Memang para pencuri luar biasa. Tapi alhamdulillah anggota kita selamat,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Edhy juga membantah anggapan yang berkembang bahwa dirinya tidak menjadikan pemberantasan illegal fishing sebagai prioritas kerjanya.
"Ini semoga jadi bukti bahwa pemerintah selalu ada upaya mencegah pencurian apapun. Kami selalu hadir. KKP selalu di-backup Pol Air, TNI AL, Bakamla. Sumber daya alam kita terlalu besar sehingga harus kita pertahankan," tegas Edhy.
Edhy pun meminta dukungan dan doa dari semua pihak agar kementerian yang dipimpinnya mampu menjaga sumber daya alam yang ada di perairan Indonesia. "Kami memohon doa agar kami bisa jaga laut kita," ucapnya.
Plt Dirjen PSDKP Nilanto Perbowo menyampaikan, upaya pemberantasan illegal fishing tidak akan berhenti dengan penangkapan tiga kapal asing berbendera Vietnam tersebut. Upaya menjaga kedaulatan pengelolaan sumber daya perikanan akan terus dilakukan, baik di perairan Laut Natuna Utara maupun perairan Indonesia lainnya.
“Dalam waktu dekat kami akan segera mengerahkan Kapal Pengawas Perikanan untuk melakukan operasi di Laut Natuna Utara. Semua instansi penegak hukum di laut memiliki komitmen yang sama untuk menjaga kedaulatan Indonesia di Laut Natuna Utara," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, keberhasilan penangkapan kapal ikan ilegal tersebut tidak lepas dari informasi yang disampaikan masyarakat dan sistem deteksi dini melalui analisis data RADAR dan Automatic Identification System (AIS) yang dilakukan oleh KKP. Pemantauan yang dilakukan melalui Pusat Pengendalian KKP ini memang dilakukan selama 24 jam non-stop.
Namun demikian, pilihan operasi yang hati-hati bahkan cenderung ‘senyap’ harus diambil mengingat dinamika di lapangan yang luar biasa. Koordinasi yang baik antara KKP dengan berbagai instansi penegak hukum lain juga terus dilakukan dalam merespons isu kapal ikan ilegal di Laut Natuna Utara.
Seperti yang banyak beredar di media sosial dan media lainnya, bahwa selain menghadapi kapal ikan asing ilegal dari Vietnam dan China, tantangan menjaga laut Natuna juga hadir dari aparat penegak hukum negara lain yang mengawal kapal-kapal ikan asing ilegal tersebut.
Hasil analisis terhadap data AIS bahkan mendeteksi kehadiran dua unit Kapal Pengawas Perikanan Vietnam (VUNG TAU 10269 dan VUNG TAU 10278) berada di garis batas landas kontinen di Utara Laut Natuna Utara dan Kapal Penjaga Pantai (Coast Guard) China (CHINACOSTGUARD 5302, ZHONGGUOHAIJING5403 dan HAIJING 35111) berada di ZEEI Laut Natuna Utara masuk sampai 20 nautical miles landas kontinen Laut Natuna Utara.
Edhy mengapresiasi keberanian aparat yang dengan gigih berusaha menangkap kapal asing ilegal tersebut yang sempat melakukan perlawanan sengit saat hendak ditangkap. Akibatnya, Kapal Pengawas Perikanan yang melakukan penangkapan mengalami kerusakan.
“Kita baru saja melihat keberanian adik-adik kita di tengah laut yang melakukan penangkapan illegal fishing. Di hadapan kita ada tiga kapten kapal yang memimpin penangkapan. Kepada saudara Samson, Ma'ruf dan Selamet, terima kasih. Sengaja saya hadirkan karena memang keberanian mereka ini langka,” kata Edhy dalam konferensi pers di Stasiun PSDKP Pontianak, Kamis (9/1/2020).
Edhy juga menyampaikan apresiasi dan rasa bangga kepada aparat dari Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang telah dengan sabar, sigap dan tegas, dalam menghadapi provokasi dan pelawanan dari kapal-kapal ikan asing berbendera Vietnam tersebut. Dia mengatakan, keberhasilan ini tak lepas dari dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak.
Sebagai informasi, penangkapan tiga kapal Vietnam dengan 36 awak dilakukan Kapal Pengawas milik KKP, yang terdiri dari KP. Orca 3, KP Hiu Macan 01 dan KP Hiu 011. Ditjen PSDKP juga telah berkoordinasi dengan TNI AL yang juga mengerahkan KRI Tjiptadi-381 dan KRI Teuku Umar-385 serta BAKAMLA yang mengirimkan KN. Tanjung Datu ke Laut Natuna Utara.
"Kami di lapangan bahu membahu dengan TNI AL, TNI AD, TNI AU, Pol Air, Bakamla yang memberikan info sejak tanggal 27 Desember. Memang para pencuri luar biasa. Tapi alhamdulillah anggota kita selamat,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Edhy juga membantah anggapan yang berkembang bahwa dirinya tidak menjadikan pemberantasan illegal fishing sebagai prioritas kerjanya.
"Ini semoga jadi bukti bahwa pemerintah selalu ada upaya mencegah pencurian apapun. Kami selalu hadir. KKP selalu di-backup Pol Air, TNI AL, Bakamla. Sumber daya alam kita terlalu besar sehingga harus kita pertahankan," tegas Edhy.
Edhy pun meminta dukungan dan doa dari semua pihak agar kementerian yang dipimpinnya mampu menjaga sumber daya alam yang ada di perairan Indonesia. "Kami memohon doa agar kami bisa jaga laut kita," ucapnya.
Plt Dirjen PSDKP Nilanto Perbowo menyampaikan, upaya pemberantasan illegal fishing tidak akan berhenti dengan penangkapan tiga kapal asing berbendera Vietnam tersebut. Upaya menjaga kedaulatan pengelolaan sumber daya perikanan akan terus dilakukan, baik di perairan Laut Natuna Utara maupun perairan Indonesia lainnya.
“Dalam waktu dekat kami akan segera mengerahkan Kapal Pengawas Perikanan untuk melakukan operasi di Laut Natuna Utara. Semua instansi penegak hukum di laut memiliki komitmen yang sama untuk menjaga kedaulatan Indonesia di Laut Natuna Utara," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, keberhasilan penangkapan kapal ikan ilegal tersebut tidak lepas dari informasi yang disampaikan masyarakat dan sistem deteksi dini melalui analisis data RADAR dan Automatic Identification System (AIS) yang dilakukan oleh KKP. Pemantauan yang dilakukan melalui Pusat Pengendalian KKP ini memang dilakukan selama 24 jam non-stop.
Namun demikian, pilihan operasi yang hati-hati bahkan cenderung ‘senyap’ harus diambil mengingat dinamika di lapangan yang luar biasa. Koordinasi yang baik antara KKP dengan berbagai instansi penegak hukum lain juga terus dilakukan dalam merespons isu kapal ikan ilegal di Laut Natuna Utara.
Seperti yang banyak beredar di media sosial dan media lainnya, bahwa selain menghadapi kapal ikan asing ilegal dari Vietnam dan China, tantangan menjaga laut Natuna juga hadir dari aparat penegak hukum negara lain yang mengawal kapal-kapal ikan asing ilegal tersebut.
Hasil analisis terhadap data AIS bahkan mendeteksi kehadiran dua unit Kapal Pengawas Perikanan Vietnam (VUNG TAU 10269 dan VUNG TAU 10278) berada di garis batas landas kontinen di Utara Laut Natuna Utara dan Kapal Penjaga Pantai (Coast Guard) China (CHINACOSTGUARD 5302, ZHONGGUOHAIJING5403 dan HAIJING 35111) berada di ZEEI Laut Natuna Utara masuk sampai 20 nautical miles landas kontinen Laut Natuna Utara.
(ind)