Lifting Migas Sepanjang 2019 Meleset dari Target

Kamis, 09 Januari 2020 - 19:57 WIB
Lifting Migas Sepanjang...
Lifting Migas Sepanjang 2019 Meleset dari Target
A A A
JAKARTA - Realisasi lifting (produksi siap jual) migas (minyak dan gas bumi) sepanjang 2019 tercatat sebesar 1,806 juta barel setara minyak (Barel Oil Equivalent Per Day/BOEPD) sepanjang 2019. Angka tersebut setara dengan 90,5% dari target APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) 2019 yakni sebesar 2,025 juta BOEPD.

Meski begitu Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menerangkan, lifting tersebut di atas target Work, Program & Budget (WP&B) sebesar 1,790 MBOEPD. “Patut kita syukuri, di tengah tantangan hulu migas di tahun 2019 dan semakin kompetitifnya sektor hulu migas," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto lewat keterangan resmi di Jakarta, Kamis (9/1/2020).

Lebih lanjut Ia menerangkan, ada kendala pada sepanjang tahun 2019 seperti kebakaran hutan Sumatera, dampak kondensat karena curtailment gas, revisi Amdal EMCL, kecelakaan di lapangan YY menjadikan pada akhir tahun 2019 lifting minyak bertengger pada angka 746 ribu BOPD.

Meski begitu angka tersebut masih di atas target WP& B sebesar 729,5 ribu BOPD atau sebesar 102,3%. Adapun jika dibandingkan dengan target lifting minyak pada APBN 2019 yang sebesar 775 ribu BOPD, maka lifting 2019 mencapai 96,3% dari target.

“SKK Migas dan KKKS telah bekerja keras, di tengah tantangan decline rate yang secara alamiah mencapai 20% per tahun, serta capaian lifting minyak 2019 yang 102,3% di atas target WP&B menunjukkan effort maksimal dari seluruh pelaku usaha hulu migas," kata Kepala SKK Migas.

Untuk gas, realisasi lifting tahun 2019 mencapai 5,934 MMSCFD atau 99,9% dibandingkan dalam target WP&B yang sebesar 5,937 MMSCFD. Adapun masih jauh dari target APBN 2019 yang ditetapkan sebesar 7.000 MMSCFD.

Kinerja lifting gas di 2019 pada awalnya sempat mencapai angka 6,002 MMSCD. Capaian ini diperoleh setelah SKK Migas dan KKKS melakukan berbagai terobosan dan inovasi melalui kegiatan antara lain Filling The Gap (FTG), Production Enchancement Techonology (PET), Management, Optimisasi Planned Shutdown dan lainnya.

"Namun, adanya curtailment gas 60,8 MMSCFD seperti yang terjadi di JOB PMTS, Pertamina EP dan ENI. Kemudian kejadian H2S Spike EMCL dan accident di lapangan YY memberikan penurunan sebesar 7,2 MMSCFD," paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7943 seconds (0.1#10.140)