Antisipasi Kerugian IKM Akibat Banjir, Kemenperin Anggarkan Rp4 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan anggaran sebesar Rp4 miliar untuk mengantisipasi kerugian yang menimpa industri kecil menegah (IKM) akibat banjir. Pasalnya diproyeksi estimasi nilai kerugian IKM yakni pedagang tahu sebesar Rp30 juta kemudian ditambah Rp3 juta per IKM karena bahan baku rusak.
Sedangkan untuk IKM tempe, nilai kerugian diproyeksi mencapai Rp1 miliar dari potensi 100 ton tempe yang diproduksi. Bahkan apabila diakumulasikan dengan kerugian lainnya bisa lebih dari Rp5,1 miliar.
“Mereka mengalami kerugian akibat padamnya listrik sehingga kedelai yang siap produksi gagal diolah. Selain itu, tahu dan tempe yang telah siap dipasarkan, tidak bisa dikirim karena akses distribusi terkena banjir,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Sambung dia berharap, upaya yang dilakukan Kemenperin bakal mampu membangkitkan kembali semangat dan aktivitas usaha mereka pascabanjir. Pada tahap selanjutnya, Ditjen IKMA melakukan pembinaan revitalisasi sentra, pendampingan mengenai mutu, manajemen, produksi, dan pemasaran, termasuk pula pendampingan dengan startup teknologi, serta fasilitasi restrukturisasi mesin dan peralatan.
“Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memberikan bantuan berupa penggantian mesin-mesin yang rusak hingga 100%," jelasnya
Sementara Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita Perindustrian mengatakan, telah menyerahkan bantuan mesin dan peralatan kepada para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) yang terkena dampak banjir di Jakarta dan Tangerang. Upaya strategis ini diharapkan agar IKM tersebut dapat terus berproduksi sehingga nantinya memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional.
“Dengan beroperasinya kembali usaha dari para pelaku IKM ini, tentunya sejalan dengan tekad pemerintah yang senantiasa ingin mendorong tumbuh kembangnya sektor IKM. Sebab, selama ini sektor IKM telah menjadi tulang punggung perekonomian kita,” ujar Menteri Agus.
Sedangkan untuk IKM tempe, nilai kerugian diproyeksi mencapai Rp1 miliar dari potensi 100 ton tempe yang diproduksi. Bahkan apabila diakumulasikan dengan kerugian lainnya bisa lebih dari Rp5,1 miliar.
“Mereka mengalami kerugian akibat padamnya listrik sehingga kedelai yang siap produksi gagal diolah. Selain itu, tahu dan tempe yang telah siap dipasarkan, tidak bisa dikirim karena akses distribusi terkena banjir,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Sambung dia berharap, upaya yang dilakukan Kemenperin bakal mampu membangkitkan kembali semangat dan aktivitas usaha mereka pascabanjir. Pada tahap selanjutnya, Ditjen IKMA melakukan pembinaan revitalisasi sentra, pendampingan mengenai mutu, manajemen, produksi, dan pemasaran, termasuk pula pendampingan dengan startup teknologi, serta fasilitasi restrukturisasi mesin dan peralatan.
“Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memberikan bantuan berupa penggantian mesin-mesin yang rusak hingga 100%," jelasnya
Sementara Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita Perindustrian mengatakan, telah menyerahkan bantuan mesin dan peralatan kepada para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) yang terkena dampak banjir di Jakarta dan Tangerang. Upaya strategis ini diharapkan agar IKM tersebut dapat terus berproduksi sehingga nantinya memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional.
“Dengan beroperasinya kembali usaha dari para pelaku IKM ini, tentunya sejalan dengan tekad pemerintah yang senantiasa ingin mendorong tumbuh kembangnya sektor IKM. Sebab, selama ini sektor IKM telah menjadi tulang punggung perekonomian kita,” ujar Menteri Agus.
(akr)