Harga Minyak Meningkat Jelang Kesepakatan Dagang AS-China
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak dunia kembali meningkat pada perdagangan Selasa (14/1/2020), karena investor fokus pada penandatanganan kesepakatan dagang fase pertama antara Amerika Serikat dan China, konsumen minyak utama dunia.
Membaiknya hubungan dua negara ekonomi terbesar dunia ini juga akan meningkatkan prospek pertumbuhan ekonomi dunia, yang berarti meningkatnya permintaan akan minyak.
Dilansir dari Reuters, Selasa (14/1/2020), harga minyak Brent International naik 16 sen atau 0,3% menjadi USD64,36 per barel pada pukul 03:01 GMT. Harga minyak berjangka AS, West Texas Intermediate naik 13 sen atau 0,2% menjadi USD58,21 per barel.
"Harga minyak naik karena investor fokus pada kesepakatan perdagangan fase pertama AS dan China, ini menunjukkan optimisme perdagangan dunia," ujar analis di bursa berjangka OANDA, Edward Moya.
Di tempat terpisah, persediaan minyak mentah AS diperkirakan melemah pada minggu lalu, dalam laporan dari American Petroleum Institute. Hal ini turut membantu meningkatkan harga.
Sementara itu, impor minyak mentah China pada 2019 tumbuh 10% dibandingkan tahun sebelumnya, seiring pertumbuhan permintaan dari kilang-kilang baru.
Dan harga minyak diperkirakan bisa terus meningkat. Pasalnya, Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, mengatakan negaranya mendukung AS untuk melakukan "langkah keamanan" di Timur Tengah, seiring meningkatnya ketegangan AS dan Iran belakangan ini.
Harga minyak sempat melonjak ke level tertinggi dalam hampir empat bulan setelah serangan drone AS membunuh jenderal top Iran pada 3 Januari dan Iran membalas dengan meluncurkan rudal terhadap pangkalan AS di Irak. Namun harga kembali merosot setelah Teheran mundur dari tepi konflik pada akhir pekan lalu.
Membaiknya hubungan dua negara ekonomi terbesar dunia ini juga akan meningkatkan prospek pertumbuhan ekonomi dunia, yang berarti meningkatnya permintaan akan minyak.
Dilansir dari Reuters, Selasa (14/1/2020), harga minyak Brent International naik 16 sen atau 0,3% menjadi USD64,36 per barel pada pukul 03:01 GMT. Harga minyak berjangka AS, West Texas Intermediate naik 13 sen atau 0,2% menjadi USD58,21 per barel.
"Harga minyak naik karena investor fokus pada kesepakatan perdagangan fase pertama AS dan China, ini menunjukkan optimisme perdagangan dunia," ujar analis di bursa berjangka OANDA, Edward Moya.
Di tempat terpisah, persediaan minyak mentah AS diperkirakan melemah pada minggu lalu, dalam laporan dari American Petroleum Institute. Hal ini turut membantu meningkatkan harga.
Sementara itu, impor minyak mentah China pada 2019 tumbuh 10% dibandingkan tahun sebelumnya, seiring pertumbuhan permintaan dari kilang-kilang baru.
Dan harga minyak diperkirakan bisa terus meningkat. Pasalnya, Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, mengatakan negaranya mendukung AS untuk melakukan "langkah keamanan" di Timur Tengah, seiring meningkatnya ketegangan AS dan Iran belakangan ini.
Harga minyak sempat melonjak ke level tertinggi dalam hampir empat bulan setelah serangan drone AS membunuh jenderal top Iran pada 3 Januari dan Iran membalas dengan meluncurkan rudal terhadap pangkalan AS di Irak. Namun harga kembali merosot setelah Teheran mundur dari tepi konflik pada akhir pekan lalu.
(ven)