AS Cabut Label China Sebagai Manipulator Mata Uang

Selasa, 14 Januari 2020 - 17:43 WIB
AS Cabut Label China...
AS Cabut Label China Sebagai Manipulator Mata Uang
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) tidak lagi melabeli China sebagai manipulator mata uang, saat kedua negara tengah tengah bersiap untuk menyudahi perang dagang berkepanjangan di antara mereka. Pihak AS mengutarakan, bakal ada perubahan saat China telah sepakat untuk menahan diri dari mendevaluasi mata uang sehingga membuat produknya lebih murah bagi pembeli asing.

Washington dan Beijing diharapkan bakal menandatangani kesepakatan phase pertama, sebagai upaya menghentikan perang dagang di antara keduanya yang telah terjadi kurang lebih dalam satu tahun terakhir. Kesepakatan ini bertujuan untuk meredam perang tarif miliaran dolar yang diterapkan AS dan China terhadap produk masing-masing.

"China telah membuat komitmen untuk menahan diri dari devaluasi sehingga menghadirkan kondisi yang kompetitif, sementara itu mereka terus menekankan soal transparansi dan akuntabilitas," ujar Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.

Seperti diketahui sebelumnya Presiden AS Donald Trump telah berulang kali menuding China sengaja membiarkan nilai mata uang Yuan jatuh sehingga membuat produknya jadi lebih murah. Akan tetapi pada hari Senin, AS mengatakan mengapresiasi nilai Yuan sejak Agustus saat puncak perang dagang Beijing dan Washington.

(Baca Juga: AS Melabelkan China Sebagai Manipulator Mata Uang
Mnuchin juga mengatakan, bahwa China telah membuat komitmen untuk menahan diri dari devaluasi dan berbagi informasi lebih lanjut tentang nilai tukar. "Dalam konteks ini, Treasury telah menentukan bahwa China seharusnya tidak lagi ditetapkan sebagai manipulator mata uang saat ini," kata Treasury.

Ketegangan Perdagangan

Amerika Serikat sempat menuduh China sebagai manipulator mata uang pada bulan Agustus ketika ketegangan tinggi antara Beijing dan Washington. China bahkan telah berjanji melayangkan putaran tarif terbaru terhadap AS sebesar 10% atau senilai USD300 miliar impor Cina.

Pada saat itu, China menyalahkan melemahnya mata uang di pasar, menunjukkan bahwa investor prihatin dengan meningkatnya perang Dagang antara kedua negara. Trump yang menyalahkan China untuk penurunan manufaktur AS, dan telah memberikan label terhadap China sebagai manipulator mata uang. Namun seiring membaiknya hubungan kedua negara, label tersebut perlahan telah dicabut.
(akr)
Berita Terkait
Ancaman Perang Dingin...
Ancaman Perang Dingin AS-China Lebih Besar Ketimbang Virus
JPMorgan Bunyikan Alarm...
JPMorgan Bunyikan Alarm Resesi Amerika, Ini Biang Keroknya
AS Mengobarkan Perang...
AS Mengobarkan Perang Dunia Ekonomi, Sepertiga Negara di Bumi Tersandera Sanksi Barat
Apakah Trump 2.0 Bikin...
Apakah Trump 2.0 Bikin Perang Dagang Memanas? China Cari Win-win Solusi
Misi Tersembunyi Trump...
Misi Tersembunyi Trump di Balik Perang Tarif Kanada-AS Diungkap Trudeau
Trump Tepis Ancaman...
Trump Tepis Ancaman Resesi: Ekonomi AS dalam Masa Transisi di Tengah Perang Dagang
Berita Terkini
Sukses di Cianjur, Model...
Sukses di Cianjur, Model Kewirausahaan Kementan Dilirik Delegasi Internasional
1 jam yang lalu
United Tractors Tanggapi...
United Tractors Tanggapi Serius Soal Banjir Produk Alat Berat dari China
2 jam yang lalu
Gubernur Lemhannas Sebut...
Gubernur Lemhannas Sebut Tarif Trump Momentum Perkuat Ketahanan Ekonomi
2 jam yang lalu
Rhenald Kasali Mundur...
Rhenald Kasali Mundur dari Komut Pos Indonesia, Ini Sosok Penggantinya
3 jam yang lalu
Minggu Mager, Harga...
Minggu Mager, Harga Emas Antam Tetap di Rp1.965.000 per Gram
4 jam yang lalu
4 Negara Pemilik Cadangan...
4 Negara Pemilik Cadangan Emas Terbesar di Dunia, Intip Gudang Penyimpanannya
5 jam yang lalu
Infografis
Rakyat Swiss Minta Pembelian...
Rakyat Swiss Minta Pembelian 36 Jet Tempur F-35 AS Dibatalkan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved