ASPPHAMI-DATUM Teken Kerjasama Digitalisasi Bisnis Pengendalian Hama
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI) bersama perusahaan teknologi informasi dan komunikasi asal Malaysia, DATUM menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi melalui integrasi sistem berbasis digital dalam bisnis sektor jasa pengendalian hama.
Penandatanganan PKS dilakukan dalam perhelatan Pra Musyawarah Nasional ASPPHAMI yang dilaksanakan di Swiss Belhotel Airport Jakarta, Kamis (23/1/2020). Munas ASPPHAMI rencananya akan digelar di Bali pada 15-17 April 2020 mendatang.
"Saat ini hanya ada di Malaysia, regional yang terdekat dengan Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan integrasi sistem berbasis digital selain Amerika. Perusahaan IT di Indonesia belum ada yang dapat memenuhi kebutuhan integrasi sistem untuk bisnis pengendalian hama," ungkap Ketua Bidang Penelitian, Pengembangan, Pendidikan, Pelatihan dan Usaha DPP ASPPHAMI, Ida Rosyidah.
Ida mengatakan, saat ini perusahaan-perusahaan pengendalian hama, utamanya yang masih UKM perlu didorong memanfaatkan teknologi yang terjangkau untuk menunjang bisnis, mendapatkan pasar dan menghadapi persaingan dengan pemain-pemain besar di sektor pengendalian hama.
"Integrasi sistem berbasis digital yang diperlukan adalah M4, yakni Memasar, Mengelola, Mengukur dan Mengembangkan. Semua aspek akan melibatkan teknologi sampai kepada sistem penjadwalan untuk perusahaan, database, otomatisasi, pengukuran hingga pada sistem layanan dan pemeliharaan," ungkap Ida.
Ketua Umum DPP ASPPHAMI, Boyke Arie Pahlevi, menyampaikan persaingan usaha pest control (pengendalian hama) di Indonesia saat ini bukan hanya sebatas pada bagaimana mendapatkan pasar, tetapi sudah pada tingkat persaingan sistem integrasi digital.
"Pemain besar pest control di Indonesia sekarang ini sedang aktif dan memasarkan secara masif sistem digital pest control kepada pengguna jasa. Hal ini kalau tidak diantisipasi oleh pemain lokal, maka para pemain lokal dikhawatirkan akan menjadi penonton dikandang sendiri," kata Boyke kepada SINDOnews di Jakarta, Kamis (23/1/2020).
Dia memprediksikan dalam waktu yang tidak cukup lama, pasar pest control akan bergeser dari pasar yang menggunakan jasa konvensional ke pasar yang menggunakan jasa pest control berbasis sistem integrasi digital.
"Sistem integrasi digital M4 dapat membantu para pelaku usaha pest control yang mayoritas UKM untuk mengelola, mengukur dan mengembangkan bisnisnya. M4 Memudahkan alur kerja, dan dapat membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan otomatisasi dan optimalisasi kinerja. Kita harapkan teknologi ini bisa segera diadopsi untuk meningkatkan efisiensi dan menjadi kompetitif, serta memenuhi tantangan bisnis pengendalian hama di era digital," papar Boyke.
CEO DATUM, Davis menyampaikan saat ini Sistem Integrasi Digital M4 sudah banyak digunakan oleh perusahaan pest control di Malaysia, Singapura dan Vietnam.
"Indonesia pasar yang cukup besar untuk bisnis pest control, kami meyakini sistem integrasi digital M4 dapat diterima dengan baik dan diterapkan optimal oleh pasar pest control Indonesia," pungkas Davis.
Penandatanganan PKS dilakukan dalam perhelatan Pra Musyawarah Nasional ASPPHAMI yang dilaksanakan di Swiss Belhotel Airport Jakarta, Kamis (23/1/2020). Munas ASPPHAMI rencananya akan digelar di Bali pada 15-17 April 2020 mendatang.
"Saat ini hanya ada di Malaysia, regional yang terdekat dengan Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan integrasi sistem berbasis digital selain Amerika. Perusahaan IT di Indonesia belum ada yang dapat memenuhi kebutuhan integrasi sistem untuk bisnis pengendalian hama," ungkap Ketua Bidang Penelitian, Pengembangan, Pendidikan, Pelatihan dan Usaha DPP ASPPHAMI, Ida Rosyidah.
Ida mengatakan, saat ini perusahaan-perusahaan pengendalian hama, utamanya yang masih UKM perlu didorong memanfaatkan teknologi yang terjangkau untuk menunjang bisnis, mendapatkan pasar dan menghadapi persaingan dengan pemain-pemain besar di sektor pengendalian hama.
"Integrasi sistem berbasis digital yang diperlukan adalah M4, yakni Memasar, Mengelola, Mengukur dan Mengembangkan. Semua aspek akan melibatkan teknologi sampai kepada sistem penjadwalan untuk perusahaan, database, otomatisasi, pengukuran hingga pada sistem layanan dan pemeliharaan," ungkap Ida.
Ketua Umum DPP ASPPHAMI, Boyke Arie Pahlevi, menyampaikan persaingan usaha pest control (pengendalian hama) di Indonesia saat ini bukan hanya sebatas pada bagaimana mendapatkan pasar, tetapi sudah pada tingkat persaingan sistem integrasi digital.
"Pemain besar pest control di Indonesia sekarang ini sedang aktif dan memasarkan secara masif sistem digital pest control kepada pengguna jasa. Hal ini kalau tidak diantisipasi oleh pemain lokal, maka para pemain lokal dikhawatirkan akan menjadi penonton dikandang sendiri," kata Boyke kepada SINDOnews di Jakarta, Kamis (23/1/2020).
Dia memprediksikan dalam waktu yang tidak cukup lama, pasar pest control akan bergeser dari pasar yang menggunakan jasa konvensional ke pasar yang menggunakan jasa pest control berbasis sistem integrasi digital.
"Sistem integrasi digital M4 dapat membantu para pelaku usaha pest control yang mayoritas UKM untuk mengelola, mengukur dan mengembangkan bisnisnya. M4 Memudahkan alur kerja, dan dapat membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan otomatisasi dan optimalisasi kinerja. Kita harapkan teknologi ini bisa segera diadopsi untuk meningkatkan efisiensi dan menjadi kompetitif, serta memenuhi tantangan bisnis pengendalian hama di era digital," papar Boyke.
CEO DATUM, Davis menyampaikan saat ini Sistem Integrasi Digital M4 sudah banyak digunakan oleh perusahaan pest control di Malaysia, Singapura dan Vietnam.
"Indonesia pasar yang cukup besar untuk bisnis pest control, kami meyakini sistem integrasi digital M4 dapat diterima dengan baik dan diterapkan optimal oleh pasar pest control Indonesia," pungkas Davis.
(ven)