Ekspor Terus Melaju, Kemenperin Pacu Investasi Industri Mamin

Minggu, 26 Januari 2020 - 17:25 WIB
Ekspor Terus Melaju,...
Ekspor Terus Melaju, Kemenperin Pacu Investasi Industri Mamin
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus memacu pengembangan industri makanan dan minuman (mamin) agar terus memiliki kinerja yang gemilang. Sebab, selama ini, industri mamin menjadi sektor andalan karena mampu memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional, baik itu melalui peningkatan investasi, penyerapan tenaga kerja, maupun capaian nilai ekspor.

"Pemerintah telah menetapkan industri mamin menjadi salah satu dari lima sektor manufaktur yang diprioritaskan pengembangannya sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Melalui implementasi industri 4.0 ini, diharapkan industri mamin kita lebih berdaya saing hingga kancah global," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Minggu (26/1/2019).

Menperin juga menjelaskan, industri mamin berperan penting terhadap pemerataan usaha di Tanah Air. Pasalnya, sektor strategis ini didominasi oleh para pelaku usaha yang sebagian banyak adalah berskala industri kecil dan menengah (IKM). "Dengan teknologi digital sebagai penopang utamanya pada proses produksi, kami meyakini akan dapat meningkatkan produktivitas secara efisien dan menciptakan inovasi di sektor industri," terangnya.

Guna mencapai sasaran itu khususnya bagi industri mamin, Kemenperin bersama Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) tengah mendorong pembangunan innovation center. Adanya pusat inovasi tersebut diharapkan para pelaku industri mamin di dalam negeri termasuk sektor IKM, memanfaatkan pengembangan teknologi modern sehingga produk yang dihasilkan bisa kompetitif di pasar domestik dan mampu mengisi kebutuhan ekspor.

Berdasarkan data Kemenperin, produk mamin Indonesia mampu mencatatkan nilai ekspor tertinggi di kelompok manufaktur, dengan capaian USD27,28 miliar sepanjang tahun 2019. Selain itu, industri mamin juga sebagai penyetor terbesar terhadap nilai investasi pada periode Januari-September 2019 di angka Rp41,43 triliun. Selanjutnya, industri mamin menyerap paling banyak tenaga kerja di sektor manufaktur dengan jumlah 4,74 juta orang hingga Agustus 2019.

Dalam kesempatannya menghadiri pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) 2020 di Davos, Swiss, Menperin Agus aktif melakukan one on one meeting dengan para investor potensial, termasuk di sektor industri mamin. Salah satunya adalah dengan Nestle.

"Kami bertemu dengan beberapa pelaku industri, untuk memastikan bahwa yang sudah beroperasi di Indonesia masih nyaman dan diharapkan bisa meningkatkan investasinya. Selain itu, yang akan memulai investasi baru, bisa segera terealisasi," ujar Agus.

Agus menyebutkan, ada sejumlah sektor industri yang telah beroperasi di Tanah Air, akan melakukan perluasan usaha atau ekspansi. Misalnya, PT Nestle Indonesia yang pada tahun 2019 berkomitmen menanamkan modalnya sebesar USD100 juta untuk memperluas kapasitas produksinya di tiga pabrik yang dimilikinya. Melalui rencana ekspansi tersebut, kapasitas produksi Nestle di Indonesia bakal meningkat sebesar 25% dari 620.000 ton menjadi 775.000 ton per tahun.
Saat ini, PT Nestle Indonesia telah mengoperasikan tiga pabrik di Indonesia, yaitu pabrik di Karawang, Jawa Barat, kemudian, pabrik di Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur, dan pabrik di Panjang, Lampung.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7781 seconds (0.1#10.140)