Sri Mulyani Antisipasi Melebarnya Defisit APBN 2020
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020 akan melebar, apabila melihatkan tren penerimaan. Adapun target defisit APBN yang dipatok tahun ini mencapai sebesar 1,76% terhadap PDB.
"Dengan melihat perkembangan penerimaan, kami mungkin harus mengantisipasi defisit yang mungkin akan melebar lagi seperti tahun 2019," ujar Menkeu Sri Mulyani Indrawati di Gedung DPR, Jakarta Selasa (28/1/2020).
Sambung dia mengungkapkan, realisasi defisit APBN pada tahun lalu mencapai Rp353 triliun atau 2,2% terhadap PDB. Angka itu melebar dari target APBN 2019 yang dipatok Rp296 triliun atau 1,84% terhadap PDB. "Kita akan akan memantau perkembangan ekonomi selama semester I/2020 dengan ruang fiskal yang sudah kita jalani," jelasnya.
Meski begitu Menkeu masih optimistis bisa memasang target yang ditetapkan dalam anggaran negara baik dari sisi penerimaan, belanja, pembiayaan dan defisit anggaran setidaknya untuk paruh pertama tahun ini."Ekonomi masih sangat dinamis, dan kami masih akan gunakan angka defisit 1,76% terhadap PDB sampai kami lihat nanti realisasinya pada semester I," ungkap mantan Direktur Bank Dunia itu.
Dia menambahkan, instrumen fiskal akan diarahkan untuk mendukung kegiatan perekonomian dan menjaga stabilitas di tengah tekanan ekonomi global yang belum akan mereda dalam waktu dekat. "Dengan demikian, kami akan memposisikan APBN sebagai instrumen mendorong ekonomi dan perbaiki kesejahteraan," paparnya.
"Dengan melihat perkembangan penerimaan, kami mungkin harus mengantisipasi defisit yang mungkin akan melebar lagi seperti tahun 2019," ujar Menkeu Sri Mulyani Indrawati di Gedung DPR, Jakarta Selasa (28/1/2020).
Sambung dia mengungkapkan, realisasi defisit APBN pada tahun lalu mencapai Rp353 triliun atau 2,2% terhadap PDB. Angka itu melebar dari target APBN 2019 yang dipatok Rp296 triliun atau 1,84% terhadap PDB. "Kita akan akan memantau perkembangan ekonomi selama semester I/2020 dengan ruang fiskal yang sudah kita jalani," jelasnya.
Meski begitu Menkeu masih optimistis bisa memasang target yang ditetapkan dalam anggaran negara baik dari sisi penerimaan, belanja, pembiayaan dan defisit anggaran setidaknya untuk paruh pertama tahun ini."Ekonomi masih sangat dinamis, dan kami masih akan gunakan angka defisit 1,76% terhadap PDB sampai kami lihat nanti realisasinya pada semester I," ungkap mantan Direktur Bank Dunia itu.
Dia menambahkan, instrumen fiskal akan diarahkan untuk mendukung kegiatan perekonomian dan menjaga stabilitas di tengah tekanan ekonomi global yang belum akan mereda dalam waktu dekat. "Dengan demikian, kami akan memposisikan APBN sebagai instrumen mendorong ekonomi dan perbaiki kesejahteraan," paparnya.
(akr)