Lawat ke Korsel, Dekopin Jajak Kerjasama Bidang Pertanian Modern
A
A
A
SEOUL - Jajaran Pengurus Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) berkunjung ke kantor pusat Federasi Koperasi Pertanian (NACF) di Seoul, Korea Selatan, Selasa (28/1) untuk menjajaki kerjasama di bidang perbankan, asuransi, dan peralatan pertanian modern. Rombongan Dekopin diterima secara resmi oleh Wakil Presiden, Heo Sik dan jajaran petinggi NACF.
Ketua Umum Dekopin Nurdin Halid memimpin sekitar 30 delegasi pengurus Dekopin mengunjungi Negeri Ginseng. Korea Selatan dipilih karena memiliki tradisi pertanian yang kuat. Mayoritas petani atau lebih dari 2,4 juta petani di sana berhimpun dalam 1.165 Koperasi Pertanian yang menyatu dalam Federasi Koperasi Pertanian Korea (NACF).
Reputasi NACF (National Agriculture Cooperative Federation) sudah mendunia. Sepak terjangnya tidak hanya dikenal di kalangan orang koperasi saja. Branding NACF pun diakui oleh para pebisnis dan perusahaan besar dunia.
Betapa tidak, raksasa koperasi pertanian Korea ini merupakan pemilik Bank Nong Hyup (NH Bank), Bank Terbesar di Korea Selatan. Produk-produk pertanian mereka berkualitas dunia dan merambah pasar global seperti Hansamin, Red Ginseng, Nonghyup Insam, dan Nangwoo Bio.
Mencatatkan total perputaran bisnisnya yang mencapai 38,8 miliar dolar AS, atau setara dengan 450 triliun rupiah lebih, telah menempatkan NACF sebagai 10 Koperasi terbesar dunia. Tak heran volume sebesar itu dibukukan karena NACF saat ini memiliki 35 anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang mulai dari perbankan, produksi pertanian hingga sarana pertanian, termasuk pupuk.
“Saya memang sengaja mengajak pengurus Dekopin yang baru mengunjungi koperasi pertanian modern dengan reputasi dunia di Korsel ini. Kami ingin belajar banyak di sini karena mayoritas Pengurus Dekopin adalah orang-orang gerakan yang berinteraksi langsung dengan masyarakat pertanian di berbagai daerah di Indonesia,” ujar Nurdin Halid dalam rilis yang diterima SINDOnews, Rabu (29/01/2020).
Bukan hanya belajar, Dekopin juga sepakat untuk menjalin kerjasama di beberapa bidang seperti keuangan, asuransi, dan peralatan pertanian modern. Selain studi banding, delegasi Dekopin menjajaki kerjasama konkret antara Koperasi Pertanian Korea Selatan dengan koperasi-koperasi di Indonesia.
Kunjungan Dekopin diterima dengan sangat baik dan profesional oleh jajaran petinggi NACF. “Diterima oleh Wakil Presiden NACF Group, Heo Sik, di kantor pusatnya di Seoul, Pak Nurdin Halid didampingi sejumlah Pengurus Dekopin langsung melakukan pembicaraan serius tentang peluang kerjasama koperasi Indonesia dan Korea,” ujar Ilham Nasai, Direktur Luar Negeri Dekopin.
Kerjasama Bank Pertanian
Ilham Nasai menambahkan, Indonesia di mata NACF merupakan partner yang potensial. Sejak tahun 1996, NACF telah berusaha menjalin kerjasama bisnis dengan mitra dari Indonesia. Saat ini, ada dua perusahaan NACF di Indonesia yang bergerak di bidang perdagangan, dan satunya lagi di bidang investasi keuangan dan sekuritas.
Perusahaan ini mencari dan memproduksi komoditas yang diimpor untuk memenuhi kebutuhan pasar anggotanya di Korea. “Misalnya saja, tapioka dan limbah kelapa sawit,” tambah Ilham.
Atas dasar fakta itulah, Nurdin Halid optimis bahwa kerjasama Dekopin dan NACF akan terjalin dengan baik dan lancar. Sebab, kedua belah pihak memiliki kepentingan yang sama dalam memajukan sektor pertanian berbasis koperasi. Pemerintah Indonesia sendiri, kata Nurdin Halid, berkomitmen untuk memajukan sektor pertanian menuju swasembada pangan.
“Ada beberapa poin penting yang dicapai dalam pertemuan tadi. Ada potensi kerjasama yang konkrit antara Dekopin dan NACF,” tutur Nurdin Halid yang saat ini menduduki posisi sebagai salah satu Anggota Komite Eksekutif ICA (International Cooperative Alliance) Asia Pasifik.
Vice President NACF Heo Sik mengapresiasi komitmen Nurdin Halid memajukan koperasi Indonesia. Ia pun berjanji untuk meningkatkan kerjasama yang konkrit dengan Dekopin di masa datang.
"Sewaktu Presiden NACF berkunjung ke Dekopin tiga tahun lalu di Jakarta, beliau terkesan dengan potensi besar koperasi di Indonesia. Meskipun NACF akan memiliki Presiden baru akhir Januari ini, saya yakin kerjasama dengan Dekopin di Indonesia tetap bisa dilanjutkan. Apalagi kita sesama anggota dari ICA (International Cooperative Alliance), tentu harus mewujudkan kerjasama antar koperasi,” papar Heo Sik.
Beberapa tahun lalu, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menyebut Nonghyup Bank milik NACF sebagai bank dari Korea Selatan yang sedang serius menjajaki untuk membeli Bank di Indonesia guna membangun Bank Pertanian.
Waktu itu, Dekopin yang dipimpin Nurdin Halid menyambut baik keinginan Nonghyup Bank tersebut. Pada awal tahun 2000-an, Nurdin Halid selaku ketua umum Dekopin nyaris berhasil menjalin kerjasama dengan Rabo Bank dari Belanda untuk mendirikan Bank Koperasi.
Obsesi itu kembali terkuak dalam pertemuan ‘balasan’ kali ini di Seoul. Bukan Bank Koperasi, tetapi Bank Pertanian. "Tentu hadirnya Bank Pertanian di Indonesia akan sangat membantu petani-petani di Indonesia karena mendapatkan akses pembiayaan yang lebih murah," ujar Nurdin Halid antusias kepada Gwang Soo Kim, CEO Nonghyup Financial Group inc.
Dalam pertemuan itu, Nurdin Halid menegaskan bahwa Dekopin akan memperjuangkan terwujutnya kerjasama dengan Bank Nong Hyup. Selain Indonesia sebagai negara agraris, sebagian besar anggota delegasi yang datang berkunjung ke NACF adalah ketua-ketua Dekopinwil yang memiliki basis pertanian di daerah masing-masing.
"Dekopin akan fokus dan serius melakukan pembicaraan lebih lanjut serta segera melakukan MoU dengan NACF dalam waktu dekat," pungkas Nurdin Halid.
Ketua Umum Dekopin Nurdin Halid memimpin sekitar 30 delegasi pengurus Dekopin mengunjungi Negeri Ginseng. Korea Selatan dipilih karena memiliki tradisi pertanian yang kuat. Mayoritas petani atau lebih dari 2,4 juta petani di sana berhimpun dalam 1.165 Koperasi Pertanian yang menyatu dalam Federasi Koperasi Pertanian Korea (NACF).
Reputasi NACF (National Agriculture Cooperative Federation) sudah mendunia. Sepak terjangnya tidak hanya dikenal di kalangan orang koperasi saja. Branding NACF pun diakui oleh para pebisnis dan perusahaan besar dunia.
Betapa tidak, raksasa koperasi pertanian Korea ini merupakan pemilik Bank Nong Hyup (NH Bank), Bank Terbesar di Korea Selatan. Produk-produk pertanian mereka berkualitas dunia dan merambah pasar global seperti Hansamin, Red Ginseng, Nonghyup Insam, dan Nangwoo Bio.
Mencatatkan total perputaran bisnisnya yang mencapai 38,8 miliar dolar AS, atau setara dengan 450 triliun rupiah lebih, telah menempatkan NACF sebagai 10 Koperasi terbesar dunia. Tak heran volume sebesar itu dibukukan karena NACF saat ini memiliki 35 anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang mulai dari perbankan, produksi pertanian hingga sarana pertanian, termasuk pupuk.
“Saya memang sengaja mengajak pengurus Dekopin yang baru mengunjungi koperasi pertanian modern dengan reputasi dunia di Korsel ini. Kami ingin belajar banyak di sini karena mayoritas Pengurus Dekopin adalah orang-orang gerakan yang berinteraksi langsung dengan masyarakat pertanian di berbagai daerah di Indonesia,” ujar Nurdin Halid dalam rilis yang diterima SINDOnews, Rabu (29/01/2020).
Bukan hanya belajar, Dekopin juga sepakat untuk menjalin kerjasama di beberapa bidang seperti keuangan, asuransi, dan peralatan pertanian modern. Selain studi banding, delegasi Dekopin menjajaki kerjasama konkret antara Koperasi Pertanian Korea Selatan dengan koperasi-koperasi di Indonesia.
Kunjungan Dekopin diterima dengan sangat baik dan profesional oleh jajaran petinggi NACF. “Diterima oleh Wakil Presiden NACF Group, Heo Sik, di kantor pusatnya di Seoul, Pak Nurdin Halid didampingi sejumlah Pengurus Dekopin langsung melakukan pembicaraan serius tentang peluang kerjasama koperasi Indonesia dan Korea,” ujar Ilham Nasai, Direktur Luar Negeri Dekopin.
Kerjasama Bank Pertanian
Ilham Nasai menambahkan, Indonesia di mata NACF merupakan partner yang potensial. Sejak tahun 1996, NACF telah berusaha menjalin kerjasama bisnis dengan mitra dari Indonesia. Saat ini, ada dua perusahaan NACF di Indonesia yang bergerak di bidang perdagangan, dan satunya lagi di bidang investasi keuangan dan sekuritas.
Perusahaan ini mencari dan memproduksi komoditas yang diimpor untuk memenuhi kebutuhan pasar anggotanya di Korea. “Misalnya saja, tapioka dan limbah kelapa sawit,” tambah Ilham.
Atas dasar fakta itulah, Nurdin Halid optimis bahwa kerjasama Dekopin dan NACF akan terjalin dengan baik dan lancar. Sebab, kedua belah pihak memiliki kepentingan yang sama dalam memajukan sektor pertanian berbasis koperasi. Pemerintah Indonesia sendiri, kata Nurdin Halid, berkomitmen untuk memajukan sektor pertanian menuju swasembada pangan.
“Ada beberapa poin penting yang dicapai dalam pertemuan tadi. Ada potensi kerjasama yang konkrit antara Dekopin dan NACF,” tutur Nurdin Halid yang saat ini menduduki posisi sebagai salah satu Anggota Komite Eksekutif ICA (International Cooperative Alliance) Asia Pasifik.
Vice President NACF Heo Sik mengapresiasi komitmen Nurdin Halid memajukan koperasi Indonesia. Ia pun berjanji untuk meningkatkan kerjasama yang konkrit dengan Dekopin di masa datang.
"Sewaktu Presiden NACF berkunjung ke Dekopin tiga tahun lalu di Jakarta, beliau terkesan dengan potensi besar koperasi di Indonesia. Meskipun NACF akan memiliki Presiden baru akhir Januari ini, saya yakin kerjasama dengan Dekopin di Indonesia tetap bisa dilanjutkan. Apalagi kita sesama anggota dari ICA (International Cooperative Alliance), tentu harus mewujudkan kerjasama antar koperasi,” papar Heo Sik.
Beberapa tahun lalu, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menyebut Nonghyup Bank milik NACF sebagai bank dari Korea Selatan yang sedang serius menjajaki untuk membeli Bank di Indonesia guna membangun Bank Pertanian.
Waktu itu, Dekopin yang dipimpin Nurdin Halid menyambut baik keinginan Nonghyup Bank tersebut. Pada awal tahun 2000-an, Nurdin Halid selaku ketua umum Dekopin nyaris berhasil menjalin kerjasama dengan Rabo Bank dari Belanda untuk mendirikan Bank Koperasi.
Obsesi itu kembali terkuak dalam pertemuan ‘balasan’ kali ini di Seoul. Bukan Bank Koperasi, tetapi Bank Pertanian. "Tentu hadirnya Bank Pertanian di Indonesia akan sangat membantu petani-petani di Indonesia karena mendapatkan akses pembiayaan yang lebih murah," ujar Nurdin Halid antusias kepada Gwang Soo Kim, CEO Nonghyup Financial Group inc.
Dalam pertemuan itu, Nurdin Halid menegaskan bahwa Dekopin akan memperjuangkan terwujutnya kerjasama dengan Bank Nong Hyup. Selain Indonesia sebagai negara agraris, sebagian besar anggota delegasi yang datang berkunjung ke NACF adalah ketua-ketua Dekopinwil yang memiliki basis pertanian di daerah masing-masing.
"Dekopin akan fokus dan serius melakukan pembicaraan lebih lanjut serta segera melakukan MoU dengan NACF dalam waktu dekat," pungkas Nurdin Halid.
(don)