Prospek Investasi di 2020 Diprediksi Lebih Stabil

Kamis, 30 Januari 2020 - 19:27 WIB
Prospek Investasi di 2020 Diprediksi Lebih Stabil
Prospek Investasi di 2020 Diprediksi Lebih Stabil
A A A
JAKARTA - Prospek investasi di Indonesia diprediksi Iebih stabil dan menarik dibandingkan tahun 2019. Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat mengatakan, prospek investasi di Indonesia akan ditopang baik faktor eksternal maupun internal.

Dari sisi eksternal ditopang oleh kebijakan bank sentral di negara maju khususnya The Fed di Amerika Serikat yang kembali menempuh pelonggaran moneter baik melalui penurunan suku bunga maupun penggelontoran likuiditas.

"Melalui pelonggaran moneter, The Fed menambah pasokan dolar sehingga diharapkan membatasi trend penguatan dolar selama ini," ujarnya dalam Bahana Media Forum 2020 "The Black Swan Moment", di Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Di sisi lain, banyak pihak yang menyakini dolar akan kembali memasuki siklus melemah yang melatari kenaikan harga emas akhir-akhir ini. Selain itu, harga minyak diharapkan relatif stabil dengan lebih banyak pasokan tidak hanya dari negara OPEC, namun dari produsen Shale-oil yang produksinya terus meningkat.

"Kondisi eksternal seperti ini pernah terjadi tahun 2017 yang melandasi kenaikan harga saham dan obligasi negara di negara berkembang termasuk Indonesia," jelasnya.

Dari sisi internal, lanjut Budi, defisit neraca berjalan diharapkan terkendali berkat kenaikan harga komoditas dan menurunnya impor untuk keperluan proyek infrastruktur.
"Terkendalinya defisit neraca berjalan Indonesia merupakan faktor fundamental yang melandasi penguatan kurs rupiah," ungkapnya.

Dengan trend inflasi yang relatif terkendali, kestabilan rupiah tersebut memungkinkan Bank Indonesia (BI) melonggarkan likuiditas baik dengan menurunkan suku bunga dan rasio giro wajib minimum. "Stimulus moneter ini diharapkan akan meningkatkan penyaluran kredit yang sangat penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi," kata Budi.

Budi menambahkan, dengan kebijakan quantitative easing oleh bank sentral negara maju, likuiditas modal asing akan terlebih dahulu mengalir ke surat utang negara (SUN) yang menawarkan imbal hasil menarik dibanding surat utang negara berkembang lain.

Di sisi lain, sentimen terhadap Indonesia sangat baik seperti tercermin pada penurunan risiko investasi. Menurut dia, suku bunga (interest rate) berpeluang turun 50 basis points (bps) selama tahun ini.

"Bahana TCW optimis dengan prospek investasi baik untuk SUN dan saham. Model kami memprediksi yield SUN 10 tahun berpeluang turun hingga 6,3% dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada pada level 6.900 pada akhir tahun ini," ungkapnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4160 seconds (0.1#10.140)