Ekonom Sebut Kenaikan Inflasi Bakal Berlanjut di Februari
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi bulan Januari 2020 mencapai 0,39%, meningkat dibandingkan Januari 2019 yang sebesar 0,32%. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudisthira memproyeksikan kenaikan inflasi ini bakal terus berlanjut.
Dia menyebut inflasi Februari akan lebih tinggi dibandingkan Januari dikarenakan curah hujan yang masih melanda di beberapa wilayah Indonesia.
"Masih on range, tapi perlu dicatat bahwa inflasi yang lebih tinggi di bulan Februari masih mengancam seiring musim hujan yang mempengaruhi harga barang bergejolak (pangan)," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Dia melanjutkan, jika pemerintah bersikeras menyesuaikan skema LPG 3 kg maka inflasi di semester II akan melonjak tajam. "Jadi ada tantangan dari sisi komponen harga pangan bergejolak (volatile food) dan komponen harga barang/jasa yang diatur pemerintah (administered price) sekaligus sepanjang 2020," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan inflasi tinggi dikarenakan komponen yang menyebabkan inflasi selama Januari adalah makanan, minuman dan tembakau, yang mengalami inflasi sebesar 1,62% dan memiliki andil terhadap total inflasi sebesar 0,41%.
Adapun komoditas penyebab inflasinya yaitu komoditas cabai.
"Kenaikan harga cabai merah, cabai rawit ini menyumbang inflasi. Cabai merah andilnya ke inflasi 0,13%, cabai rawit andilnya 0,05%, ini yang paling tinggi sebabkan inflasi Januari," katanya.
Dia menyebut inflasi Februari akan lebih tinggi dibandingkan Januari dikarenakan curah hujan yang masih melanda di beberapa wilayah Indonesia.
"Masih on range, tapi perlu dicatat bahwa inflasi yang lebih tinggi di bulan Februari masih mengancam seiring musim hujan yang mempengaruhi harga barang bergejolak (pangan)," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Dia melanjutkan, jika pemerintah bersikeras menyesuaikan skema LPG 3 kg maka inflasi di semester II akan melonjak tajam. "Jadi ada tantangan dari sisi komponen harga pangan bergejolak (volatile food) dan komponen harga barang/jasa yang diatur pemerintah (administered price) sekaligus sepanjang 2020," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan inflasi tinggi dikarenakan komponen yang menyebabkan inflasi selama Januari adalah makanan, minuman dan tembakau, yang mengalami inflasi sebesar 1,62% dan memiliki andil terhadap total inflasi sebesar 0,41%.
Adapun komoditas penyebab inflasinya yaitu komoditas cabai.
"Kenaikan harga cabai merah, cabai rawit ini menyumbang inflasi. Cabai merah andilnya ke inflasi 0,13%, cabai rawit andilnya 0,05%, ini yang paling tinggi sebabkan inflasi Januari," katanya.
(ind)