Menko Luhut Sebut Investor Asal Australia Tertarik Investasi ke Peternakan

Rabu, 05 Februari 2020 - 03:15 WIB
Menko Luhut Sebut Investor Asal Australia Tertarik Investasi ke Peternakan
Menko Luhut Sebut Investor Asal Australia Tertarik Investasi ke Peternakan
A A A
JAKARTA - Menko Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan mengungkapkan, bahwa Investor asal Australia akan melakukan investasi dalam bidang cattle atau peternakan di Indonesia. Untuk investasi tersebut, Ia menyampaikan akan bernilai sampai sekitar 1 Juta ekor pertahun.

"Jadi Andrew Forrest (Investor Asal Australia) ingin masuk dalam bidang cattle (ternak), karena dia adalah pengusaha cattle terbesar di Australia. Dan ini memang sesuai arahan Presiden yang disampaikan ke Mentan,” kata Menko Luhut di Jakarta, Selasa (4/2).

Lebih lanjut Ia mengapresiasi kerjasama antara Kementerian Pertanian (Kementan), KemenATR/ BPN dan pihak terkait atas dirilisnya Data Lahan Luas Lahan Baku Sawah.

“Saya bangga dengan Mentan karena sekarang semua mainnya data. Kita lihat launching luas lahan baku sawah dari kementerian pertanian yang dibuat oleh Pak Syahrul Limpo (Mentan) dan juga ada Pak Sofyan (MenATR/BPN) dan impresif sekali karena adanya penambahan sekitar 300an hektar lahan. Dengan begitu ke depan nanti data kita itu sudah bisa menggiring kita ke informasi yang akurat,” jelasnya.

Menko Luhut mengatakan dirinya meyakini keakuratan data ini dan berharap nantinya dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, sehingga apa yang disampaikan lebih maksimal. “Saya sangat menikmati, tentu teknologi akan berkembang ke depan, sekarang baru 4G nanti 5G dan seterusnya, akan buat tentu lebih cepat lagi, ini suatu langkah yang menurut saya luar biasa. Marilah kita bangun teamwor untuk kepentingan rakyat kita, kalau ada yang perlu dibantu ayuk kita bantu,” tambahnya.

Sementara Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil menjelaskan, bahwa penambahan lahan tersebut berawal dari adanya beberapa daerah yang komplain karena banyak data yang belum tercover secara akurat. “Jadi beberapa daerah komplain karena banyak data yang belum tercover secara akurat, lalu kita lakukan verifikasi ulang. Maka setelah melihat komplain itu kita akomodasi sehingga bertambah 300an hektar,” katanya.

Wilayah-wilayah yang mengalami penambahan lahan itu sendiri, lanjut MenATR/ BPN yakni di Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Selatan, Yogyakarta, dan Bangka Belitung. “Karena lahan sawah yang belum terorganisasi sebelumnya atau terpetakan sebelumnya jauh lebih besar dibanding sawah yang alih fungsi,” ujarnya.

Sedangkan daerah-daerah yang menjadi perubahan luas lahan sawah yang signifikan adalah Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Aceh, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Jambi, Sumatera Barat dan Riau.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6347 seconds (0.1#10.140)