Dampak Corona, Dalam Seminggu Aliran Modal Asing Keluar Rp11 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Wabah virus corona di China berdampak pada ketidakpastian ekonomi global termasuk Indonesia. Bank Indonesia (BI) mencatat akibat wabah virus corona, aliran modal asing cabut dari pasar saham Indonesia. Nilainya pun tidak tanggung-tanggung, hingga Rp11 triliun selama sepekan ini!
Jumlah aliran dana keluar tersebut dalam seminggu tidak sebanding dengan aliran modal asing yang masuk sepanjang tahun 2020 berjalan, yaitu Rp400 miliar.
"Aliran modal asing yang masuk dari awal Januari sampai sekarang Rp400 miliar. Tapi karena wanba corona, aliran modal asing keluar dalam seminggu capai Rp11 triliun," terang Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo di Jakarta, Jumat (7/2/2020).
Menurut dia, dampak virus corona terbilang cukup menekan perekonomian Indonesia. Kekhawatiran investor mengenai virus ini memang sangat besar. Data hari ini, jumlah kematian akibat virus corona telah mencapai 636 orang dengan 31.161 orang terinfeksi. Banyaknya jumlah korbam telah mengganggu sektor ekonomi China dan berimbas kepada negara-negara lainnya di Asia, termasuk Indonesia.
Dampak virus corona ini terasa ke pasar keuangan, termasuk menekan rupiah," jelasnya.
Sebelumnya, Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengakui penyebaran virus corona di China berdampak pada pasar keuangan Indonesia. Hal ini didorong dengan kekhawatiran global yang terus bergulir sehingga banyak negara yang menarik modalnya dari Indonesia.
"Bank Sentral selalu menjaga pasar, di waktu yang baik maupun buruk. Termasuk sekarang, saat terjadi arus modal ke luar dari dampak virus corona yang mengganggu stabilitas pasar," katanya.
Dia pun melanjutkan BI bertekad mempertahankan nilai rupiah akibat keluarnya arus modal asing tersebut. Cara BI menstabilkan pasar keuangan dengan membeli surat utang pemerintah sebesar Rp25 triliun.
"BI juga menstabilisasi surat utang pemerintah. Anda tahu berapa banyak bonds yang telah kita beli dari pemerintah dengan arus modal keluar tahun ini? Angkanya mendekati Rp25 triliun," jelasnya.
Jumlah aliran dana keluar tersebut dalam seminggu tidak sebanding dengan aliran modal asing yang masuk sepanjang tahun 2020 berjalan, yaitu Rp400 miliar.
"Aliran modal asing yang masuk dari awal Januari sampai sekarang Rp400 miliar. Tapi karena wanba corona, aliran modal asing keluar dalam seminggu capai Rp11 triliun," terang Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo di Jakarta, Jumat (7/2/2020).
Menurut dia, dampak virus corona terbilang cukup menekan perekonomian Indonesia. Kekhawatiran investor mengenai virus ini memang sangat besar. Data hari ini, jumlah kematian akibat virus corona telah mencapai 636 orang dengan 31.161 orang terinfeksi. Banyaknya jumlah korbam telah mengganggu sektor ekonomi China dan berimbas kepada negara-negara lainnya di Asia, termasuk Indonesia.
Dampak virus corona ini terasa ke pasar keuangan, termasuk menekan rupiah," jelasnya.
Sebelumnya, Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengakui penyebaran virus corona di China berdampak pada pasar keuangan Indonesia. Hal ini didorong dengan kekhawatiran global yang terus bergulir sehingga banyak negara yang menarik modalnya dari Indonesia.
"Bank Sentral selalu menjaga pasar, di waktu yang baik maupun buruk. Termasuk sekarang, saat terjadi arus modal ke luar dari dampak virus corona yang mengganggu stabilitas pasar," katanya.
Dia pun melanjutkan BI bertekad mempertahankan nilai rupiah akibat keluarnya arus modal asing tersebut. Cara BI menstabilkan pasar keuangan dengan membeli surat utang pemerintah sebesar Rp25 triliun.
"BI juga menstabilisasi surat utang pemerintah. Anda tahu berapa banyak bonds yang telah kita beli dari pemerintah dengan arus modal keluar tahun ini? Angkanya mendekati Rp25 triliun," jelasnya.
(ven)