Ekonom Sebut Defisit Transaksi Berjalan Masih Mengkawatirkan
A
A
A
JAKARTA - Direktur Riset Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai, Defisit Transaksi Berjalan (Current Account Deficit/CAD) 2019 yang sebesar 2,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB) memang mengalami perbaikan bila dibandingkan tahun 2018 yang melewati batas psikologis 3% PDB.
Perbaikan tersebut terutama disebabkan menurunnya defisit neraca perdagangan. Sementara itu, pada tahun 2018 defisit neraca perdagangan mencapai angka USD8 miliar dan pada tahun 2019 hanya USD4 miliar. "Meskipun membaik harus diakui kondisi CAD masih sangat mengkhawatirkan," ujar Piter saat dihubungi di Jakarta, Senin (10/2/2020).
Dengan defisit sebesar itu, perekonomian Indonesia sangat bergantung kepada aliran modal dan membuat rupiah menjadi rentan terhadap guncangan global.
Maka dari itu, menurut dia, pemerintah harus bersungguh-sungguh melakukan reformasi struktural untuk menurunkan angka CAD khususnya dengan membangun kembali industri manufaktur, mengurangi ketergantungan kepada sektor komoditas.
Perbaikan tersebut terutama disebabkan menurunnya defisit neraca perdagangan. Sementara itu, pada tahun 2018 defisit neraca perdagangan mencapai angka USD8 miliar dan pada tahun 2019 hanya USD4 miliar. "Meskipun membaik harus diakui kondisi CAD masih sangat mengkhawatirkan," ujar Piter saat dihubungi di Jakarta, Senin (10/2/2020).
Dengan defisit sebesar itu, perekonomian Indonesia sangat bergantung kepada aliran modal dan membuat rupiah menjadi rentan terhadap guncangan global.
Maka dari itu, menurut dia, pemerintah harus bersungguh-sungguh melakukan reformasi struktural untuk menurunkan angka CAD khususnya dengan membangun kembali industri manufaktur, mengurangi ketergantungan kepada sektor komoditas.
(ind)