Defisit Transaksi Berjalan Makin Mengecil, Ini Sebabnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan makin menurun, ditopang oleh surplus neraca barang serta berkurangnya defisit neraca pendapatan primer.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Onny Widjarnako merinci defisit transaksi berjalan tercatat sebesar USD2,9 miliar (1,2% dari PDB) pada triwulan II. Posisi ini lebih rendah dari defisit pada triwulan sebelumnya sebesar USD3,7 miliar (1,4% dari PDB).
"Penurunan defisit transaksi berjalan tersebut bersumber dari surplus neraca perdagangan barang akibat penurunan impor karena melemahnya permintaan domestik," kata Onny di Jakarta, Selasa (18/8/2020).
Menurut dia, defisit neraca pendapatan mengecil karena berkurangnya pembayaran imbal hasil kepada investor asing sejalan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi domestik di triwulan II 2020 yang tercermin pada penurunan kinerja perusahaan dan investasi. Sementara itu, defisit neraca jasa sedikit meningkat didorong oleh defisit jasa perjalanan karena kunjungan wisatawan mancanegara yang turun signifikan selama pandemi COVID-19.
"Di sisi lain, remitansi dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) berkurang, sejalan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi dunia juga menahan penurunan defisit transaksi berjalan lebih lanjut," tandasnya.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Onny Widjarnako merinci defisit transaksi berjalan tercatat sebesar USD2,9 miliar (1,2% dari PDB) pada triwulan II. Posisi ini lebih rendah dari defisit pada triwulan sebelumnya sebesar USD3,7 miliar (1,4% dari PDB).
"Penurunan defisit transaksi berjalan tersebut bersumber dari surplus neraca perdagangan barang akibat penurunan impor karena melemahnya permintaan domestik," kata Onny di Jakarta, Selasa (18/8/2020).
Menurut dia, defisit neraca pendapatan mengecil karena berkurangnya pembayaran imbal hasil kepada investor asing sejalan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi domestik di triwulan II 2020 yang tercermin pada penurunan kinerja perusahaan dan investasi. Sementara itu, defisit neraca jasa sedikit meningkat didorong oleh defisit jasa perjalanan karena kunjungan wisatawan mancanegara yang turun signifikan selama pandemi COVID-19.
"Di sisi lain, remitansi dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) berkurang, sejalan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi dunia juga menahan penurunan defisit transaksi berjalan lebih lanjut," tandasnya.
(nng)