Nasabah Insipratif BTPN Syariah, Omzet Usaha Batik Zaharoh Capai Rp15 Juta/Bulan
A
A
A
CIREBON - Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Syariah membawa misi untuk membantu keluarga prasejahtera menjauhi garis kemiskinan dan memperbaiki taraf hidup sehingga berhasil 'naik kelas'. Hal ini dilakukan oleh pihak BTPN Syariah melalui bantuan pembiayaan, pendampingan, dan pemberdayaan bagi para nasabah prasejahtera yang juga memberikan dampak sosial.
Salah satu nasabah yang berhasil naik kelas yakni Zaharoh (40), seorang ibu pengusaha batik tulis dan cetak di Desa Kalitengah, Kecamatan Tengahtani, Kota Cirebon, yang berhasil memperoleh gelar nasabah inspiratif dari BTPN Syariah. Hingga saat ini, Ia mampu meraih omzet rata-rata hingga mencapai Rp28 juta per bulan.
"Sebelum BTPN Syariah masuk, saya belum tahu bagaimana cara pemasaran yang baik. Dengan adanya bantuan dari BTPN, sekarang saya tahu bagaimana memasarkan produk saya. Omzet meningkat, bahkan pak Presiden Jokowi turut membeli produk saya," ungkap Zaharoh di Cirebon.
Pada awal rintisan usahanya di tahun 2014, Zaharoh MENGAKU mendapatkan pembiayaan dari BTPN Syariah sebesar Rp1,5 juta, yang seiring waktu bertambah menjadi Rp3 juta di tahun berikutnya, hingga Rp15 juta saat ini. Dengan angka pembiayaan tersebut, Zaharoh mencicil Rp624 ribu tiap dua minggu sekali. "Alhamdulillah, kalau usaha saya lagi ramai, per bulan saya bisa memperoleh hingga Rp15 juta, kalau enggak rata-rata Rp10 juta per bulan," imbuhnya.
Lebih lanjut Ia menerangkan, memproduksi batik sebanyak 5 kodi per minggunya. Harga batik yang dijualnya pun bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung pada jenis batik, kerumitan, dan lama pembuatan kain batiknya. Ia menjual batik tersebut di rumahnya dan juga showroom melalui komunitas batiknya, Pekauman. "Kalau batik tulis yang detail bisa membutuhkan waktu 1 bulan, kalau dikebut, ya 2 bulan 3 helai kain batik," tutur Zaharoh.
Zaharoh sendiri adalah pribadi yang aktif mengajak saudara, teman, dan tetangganya untuk menjadi nasabah BTPN Syariah. Ia juga menjabat sebagai Ketua Sentra Blok Pekauman yang pada awalnya beranggotakan 10 orang ibu-ibu, dan kini beranggotakan 23 orang.
Sebagai ketua sentra, Ia juga aktif menabung Rp10 ribu dalam Pertemuan Rutin Sentra (PRS) yang digelar setiap dua minggu sekali bersama Community Officer (CO) dari BTPN Syariah. Dirinya bertanggung jawab ketika ada anggota yang tidak hadir dalam PRS. Bahkan, ketika ada anggota yang lupa menitipkan angsuran, seringkali Ia membantu menanggung renteng.
"Atas keberhasilannya mengembangkan usaha dan kontribusinya yang positif bagi lingkungan sekitar, kami mengapresiasi bu Zaharoh dengan perjalanan umroh gratis pada bulan November 2019," ujar Business Coach Jabar I BTPN Syariah Darwina Agustina Pane.
Salah satu nasabah yang berhasil naik kelas yakni Zaharoh (40), seorang ibu pengusaha batik tulis dan cetak di Desa Kalitengah, Kecamatan Tengahtani, Kota Cirebon, yang berhasil memperoleh gelar nasabah inspiratif dari BTPN Syariah. Hingga saat ini, Ia mampu meraih omzet rata-rata hingga mencapai Rp28 juta per bulan.
"Sebelum BTPN Syariah masuk, saya belum tahu bagaimana cara pemasaran yang baik. Dengan adanya bantuan dari BTPN, sekarang saya tahu bagaimana memasarkan produk saya. Omzet meningkat, bahkan pak Presiden Jokowi turut membeli produk saya," ungkap Zaharoh di Cirebon.
Pada awal rintisan usahanya di tahun 2014, Zaharoh MENGAKU mendapatkan pembiayaan dari BTPN Syariah sebesar Rp1,5 juta, yang seiring waktu bertambah menjadi Rp3 juta di tahun berikutnya, hingga Rp15 juta saat ini. Dengan angka pembiayaan tersebut, Zaharoh mencicil Rp624 ribu tiap dua minggu sekali. "Alhamdulillah, kalau usaha saya lagi ramai, per bulan saya bisa memperoleh hingga Rp15 juta, kalau enggak rata-rata Rp10 juta per bulan," imbuhnya.
Lebih lanjut Ia menerangkan, memproduksi batik sebanyak 5 kodi per minggunya. Harga batik yang dijualnya pun bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung pada jenis batik, kerumitan, dan lama pembuatan kain batiknya. Ia menjual batik tersebut di rumahnya dan juga showroom melalui komunitas batiknya, Pekauman. "Kalau batik tulis yang detail bisa membutuhkan waktu 1 bulan, kalau dikebut, ya 2 bulan 3 helai kain batik," tutur Zaharoh.
Zaharoh sendiri adalah pribadi yang aktif mengajak saudara, teman, dan tetangganya untuk menjadi nasabah BTPN Syariah. Ia juga menjabat sebagai Ketua Sentra Blok Pekauman yang pada awalnya beranggotakan 10 orang ibu-ibu, dan kini beranggotakan 23 orang.
Sebagai ketua sentra, Ia juga aktif menabung Rp10 ribu dalam Pertemuan Rutin Sentra (PRS) yang digelar setiap dua minggu sekali bersama Community Officer (CO) dari BTPN Syariah. Dirinya bertanggung jawab ketika ada anggota yang tidak hadir dalam PRS. Bahkan, ketika ada anggota yang lupa menitipkan angsuran, seringkali Ia membantu menanggung renteng.
"Atas keberhasilannya mengembangkan usaha dan kontribusinya yang positif bagi lingkungan sekitar, kami mengapresiasi bu Zaharoh dengan perjalanan umroh gratis pada bulan November 2019," ujar Business Coach Jabar I BTPN Syariah Darwina Agustina Pane.
(akr)