Punya Rencana Resign untuk Bangun Bisnis? Timbang Dulu 6 Hal Ini

Minggu, 23 Februari 2020 - 16:01 WIB
Punya Rencana Resign...
Punya Rencana Resign untuk Bangun Bisnis? Timbang Dulu 6 Hal Ini
A A A
JAKARTA - Tak sedikit di antara kita, yang meski masih bekerja, tapi juga memiliki keinginan besar untuk membangun bisnis. Namun, bagi pegawai kantoran, mimpi membangun bisnis sendiri acap kali terbentur dengan padatnya aktivitas kerja sehari-hari.

Meski demikian, bagi sebagian orang, keinginan memiliki bisnis sendiri kadang begitu menggebu. Akhirnya, aktivitas kantor justru memberikan rasa jenuh, bosan, hingga kenyamanan dalam lingkungan kerja berkurang. Jika sudah pada tahap ini, biasanya resign alias mengundurkan diri menjadi opsi.

Nah, jika gejala-gejala itu sudah mulai terasa dan batin mulai menimbang-nimbang untuk memutuskan untuk resign dan segera membangun bisnis idaman, ada baiknya kita pertimbangkan dulu enam hal ini, seperti dikutip dari lifepal.co.id .

1. Tanyakan pada diri sendiri, "apakah sekarang waktu yang tepat?"
Jangan terburu-buru memutuskan untuk resign. Sebelum mengundurkan diri, tanyakan dulu pada diri sendiri apakah saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengundurkan diri?

Dengan mengundurkan diri, berarti penghasilan utama dari pekerjaan secara otomatis akan berhenti. Ingat, bekerja perusahaan memberikan jaminan finansial berupa gaji yang dibayarkan setiap bulan. Sudah siapkah kita kita kehilangan jaminan finansial tersebut? Bagaimana pula dengan tanggung jawab finansial, seperti kredit rumah, kendaraan, atau pinjaman lain, jika ada.

Ingat pula, apakah masih ada tanggung jawab pekerjaan yang perlu diselesaikan. Jangan sampai meninggalkan sisa pekerjaan karena hal itu akan mencoreng nama baik kita.

2. Motivasi dan keyakinan yang tinggi terhadap bisnis
Jika telah memutuskan untuk mengundurkan diri dan membangun bisnis sendiri, maka pastikan jika kita memiliki motivasi dan keyakinan yang kuat terhadap bisnis tersebut. Jangan sampai berbisnis hanya sekadar ikut-ikutan atau sekadar iseng mengisi waktu luang.

Jangan sampai, bisnis yang dijalankan hanya seumur jagung dan tidak berkelanjutan. Ingat, berbisnis tak semudah membalik telapak tangan, banyak tantangan yang harus dikalahkan hingga bisnis berjalan baik. Dengan motivasi dan keyakinan yang kuat, semangat dan daya juang meningkat saat menghadapi hambatan, tantangan, bahkan risiko kebangkrutan.

3. Siap keluar dari zona nyaman
Membangun bisnis berarti siap untuk keluar dari zona nyaman. Tak seperti saat masih menjadi karyawan, banyak hal yang harus direlakan saat mulai berbisnis, seperti liburan, waktu istirahat, tenaga, pikiran, hingga waktu hura-hura bersama teman atau kerabat.

Sebagai pemilik bisnis, seluruh tanggung jawab harus ditanggung sendiri, yang artinya tenaga, waktu, pikiran dan sumber daya harus siap dituangkan ke dalam bisnis yang tengah dirintis.

4. Menerima perubahan rutinitas
Perubahan dalam gaya hidup saat menjadi karyawan dan ketika berbisnis tentunya juga membawa perubahan pada gaya hidup dan rutinitas sehari-hari. Meski juga melelahkan, rutinitas pekerja kantoran terbilang lebih mudah diadaptasi.Sementara saat memilih untuk berbisnis sendiri, rutinitas harian itu akan berubah drastis. Jika di kantor biasanya dibantu oleh rekan kerja, maka saat berbisnis harus bersiap menghadapi jam kerja yang tidak menentu, mengerjakan semuanya sendirian, dan menghadapi ketidakpastian.

5. Lebih disiplin
Disiplin menjadi salah satu kunci utama keberhasilan membangun bisnis. Memiliki bisnis berarti harus berdisiplin menerapkan dan menjalankan strategi dan target bisnis yang ingin dicapai. Jangan mudah teralihkan, baik oleh kesuksesan maupun oleh hambatan, saat bisnis berjalan. Dengan disiplin tinggi, penilaian tetap jelas, objektif dan terbuka, berlandaskan pada tujuan bisnis yang dijalankan.

6. Memiliki asuransi
Berbisnis berarti siap menghadapi ketidakpastian. Namun, dengan segala jerih payah, curahan pikirna dan kekuatan yang diberikan pada bisnis yang tengah dijalankan, banyak yang kemudian mengecap sukses yang dimpi-impikan.

Namun, berbisnis berarti mencurahkan segalanya demi perkembangan, omzet dan margin yang diharapkan. Dalam hal ini, yang sering terlupa, adalah proteksi diri dan keluarga. Karena itu, akan sangat membantu jika sebelum memiliki bisnis, kita terlebih dahulu memiliki proteksi diri dan keluarga berupa asuransi.Anda tentunya tak ingin masalah fisik, mental, dan finansial yang terabaikan kemudian mengganggu kestabilan bisnis, dan bahkan keharmonisan rumah tangga. Nah, semoga bermanfaat buat kamu yang berjiwa entrepreneur!
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8948 seconds (0.1#10.140)