Dampak Virus Corona Membayangi Perekonomian Nasional

Jum'at, 28 Februari 2020 - 18:30 WIB
Dampak Virus Corona...
Dampak Virus Corona Membayangi Perekonomian Nasional
A A A
JAKARTA - Virus Corona (Covid-19) telah menyebarkan ketakutan yang nyata di seluruh penjuru dunia, tidak terkecuali bagi Indonesia. Pasalnya China yang terkena dampak paling besar mengingat awal virus ini didapati dari Wuhan, merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia.

Grant Thornton sebagai salah satu organisasi global yang menyediakan jasa audit, tax, dan advisory menerangkan, Pariwisata diperkirakan akan menjadi sektor yang paling berdampak akan merebaknya kasus ini. Hal ini mengingat Indonesia menjadi salah satu negara yang telah memberlakukan larangan perjalanan ke dan dari China. Statistik Indonesia menunjukkan dari Januari hingga November 2019 tercatat 1,9 juta wisatawan China telah mengunjungi Indonesia.

(Baca Juga: BI Rogoh Kocek Rp100 Triliun Demi Selamatkan Kurs Rupiah)

Sementara Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) memprediksi potensi kerugian sektor industri pariwisata mencapai puluhan miliar per bulan karena anjloknya turis dari China. Selanjutnya Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kunjungan wisatawan China ke Indonesia selama Januari sampai Juni 2019 mencapai 1,05 juta orang, terbanyak kedua setelah wisatawan Malaysia.

Meskipun virus ini belum dinyatakan secara resmi ditemukan di Indonesia, Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani mengungkapkan tidak bisa dipungkiri hal ini akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Pemerintah sendiri telah mempersiapkan langkah-langkah preventif dalam menanggulangi goyahnya ekonomi lewat pemberian stimulus berupa berbagai insentif.

“Virus Corona yang sudah banyak menyerang saudara kita di belahan negara lain tentu menjadi ketakutan yang juga dirasakan hingga Indonesia. Tak hanya tindakan dari pemerintah saja, masyarakat pun perlu mawas saat bepergian ke luar negeri sehingga menimalisir kemungkinan virus masuk ke Indonesia. Penting pula mengenali lebih jauh negara yang ingin dikunjungi sebelumnya," ujar Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani di Jakarta, Jumat (28/2/2020).

Pelemahan ekonomi Indonesia lainnya bisa terjadi karena China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2020, penurunan tajam terjadi pada ekspor migas dan non-migas yang merosot 12.07%, hal ini dapat terjadi karena China merupakan pengimpor minyak mentah terbesar, termasuk dari Indonesia. Dari sisi impor juga terjadi penurunan 2.71% yang disumbang turunnya transaksi komoditas buah-buahan.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami perlambatan sekitar 0,23%, jika perekonomian China melemah satu persen akibat wabah virus Corona. Ia mengatakan, dampak virus Corona juga akan menyasar pada kinerja ekspor impor Indonesia pada Januari 2020.

“Walaupun status Indonesia pada saat ini 'belum ditemukan Virus Corona', sebenarnya dampak pada perekonomian negara kita sudah terasa. Strategi pemerintah saat ini untuk mengoptimalkan biaya APBN dan menggunakan berbagai instrumen untuk menjaga daya beli masyarakat, kami pandang sudah tepat untuk menjaga perekonomian Indonesia tetap stabil,” pungkas Johanna.

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) telah mengkalkulasikan potensi kehilangan devisa akibat kondisi ini. Indonesia akan mengalami penurunan devisa USD1,3 miliar. Sementara itu ekspor yang dilakukan Indonesia juga berpotensi tergerus hingga USD300 juta dan impor USD700 juta. Kemudian untuk pertumbuhan ekonomi kuartal I diproyeksikan tumbuh 4,9%.

Virus yang didapati berawal dari ini Wuhan, China ini dilaporkan telah menelan lebih dari 2.300 korban. Tidak hanya Wuhan yang ditutup untuk aktivitas sehari-hari, terbaru Daegu, salah satu kota besar di Korea Selatan juga bagaikan kota hantu karena lonjakan virus corona di tengah warganya.

Hal ini tentu membawa dampak luar biasa pada perekonomian China dan global, contohnya saja sektor pariwisata. Untuk mencegah penyebaran virus baru, pemerintah di seluruh dunia telah memberlakukan pembatasan perjalanan pada orang yang akan bepergian dari dan ke China.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1010 seconds (0.1#10.140)