Cerminkan Jati Diri Penghuninya, Ini Cara Buat Rumah Sehat dan Nyaman
A
A
A
JAKARTA - Setiap pemilik rumah pasti menginginkan rumah yang sehat. Sebab, rumah dan lingkungan yang sehat akan berdampak baik terhadap seluruh penghuni rumah.
Pada dasarnya menjaga kesehatan tubuh tidak hanya dari pola hidup, makanan bergizi, dan berolahraga. Kondisi lingkungan pun harus dijaga, salah satunya rumah.
Rumah merupakan tempat pemiliknya untuk mengawali dan mengakhiri segala aktivitas setiap hari. Karena itu, kesehatan di rumah sangat penting dijaga dan diciptakan.
“Sebenarnya rumah yang sehat bisa dipengaruhi dua faktor, yaitu kondisi rumah dan kebiasaan penghuninya. Kesehatan rumah tentu bisa dilihat melalui seberapa sering pemilik membersihkan huniannya," ungkap arsitek tropis Ren Katili.
Anda pun bisa membangun rumah sehat dengan memaksimalkan bukaan di rumah. Bukaan bertujuan memperlancar sirkulasi udara dan cahaya. Karena itu, pastikan setiap ruangan di rumah bisa memaksimalkan bukaan.
"Buatlah kamar tidur yang memiliki ventilasi atau jendela agar ruang tidak lembap," kata Ren.
Rumah yang sehat tentu harus memiliki sistem ventilasi yang baik sehingga dapat mengontrol kelembapan ruangan dan mencegah berkembangnya jamur di ruangan tersebut.
Peralatan ventilasi dapat membantu menjaga sirkulasi agar udara tetap bersih dan segar. Misalnya menggunakan kipas atau blower yang dapat mengontrol suhu ruangan dan mencegah kerusakan alat elektronik seperti komputer dan televisi.
Tidak hanya sirkulasi, pemilihan material juga diperlukan untuk menciptakan rumah sehat. Hal itu ditegaskan arsitek sekaligus dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Ika Yuni Purnama. Menurutnya, membangun rumah sehat tidak harus mewah dan mahal. Membangun rumah sehat di Indonesia yang beriklim tropis dan lembap memerlukan pemilihan bahan bangunan dan detail desain bangunan yang tepat.
"Pemakaian material yang tepat guna, sesuai permasalahan iklim tropis dan penanggulangannya, merupakan dasar penting untuk membangun rumah sehat," kata Ika.
Menggunakan bahan bangunan dari alam, seperti batu alam, kayu, bambu, dan tanah liat yang tidak mengandung zat kimia, juga bisa membuat suasana rumah sejuk serta tidak menimbulkan bau dan jamur saat udara lembap.
Batu bata juga termasuk salah satu material ramah lingkungan dan bisa diterapkan dalam rumah sehat. Dinding batu bata yang memiliki ketebalan 10 cm mampu menahan panas selama dua jam lebih sehingga mengurangi penggunaan pendingin ruangan yang berlebihan.
Fokus utama untuk mewujudkan hunian sehat adalah sistem pencahayaan yang baik. Cahaya matahari yang dibiarkan masuk dengan bebas ke rumah bisa memberikan manfaat cukup besar untuk kesehatan para penghuni rumah.
"Kita bisa menghadirkan jendela besar yang dibiarkan membentang tinggi sehingga dapat memberikan kualitas cahaya dan udara yang baik ke ruangan," papar Ika.
Cahaya matahari yang dibiarkan masuk dengan bebas pada pagi dan siang hari mampu menjadi penerang alami dan membuat ruangan lebih sejuk. (Aprilia S Andyna)
Pada dasarnya menjaga kesehatan tubuh tidak hanya dari pola hidup, makanan bergizi, dan berolahraga. Kondisi lingkungan pun harus dijaga, salah satunya rumah.
Rumah merupakan tempat pemiliknya untuk mengawali dan mengakhiri segala aktivitas setiap hari. Karena itu, kesehatan di rumah sangat penting dijaga dan diciptakan.
“Sebenarnya rumah yang sehat bisa dipengaruhi dua faktor, yaitu kondisi rumah dan kebiasaan penghuninya. Kesehatan rumah tentu bisa dilihat melalui seberapa sering pemilik membersihkan huniannya," ungkap arsitek tropis Ren Katili.
Anda pun bisa membangun rumah sehat dengan memaksimalkan bukaan di rumah. Bukaan bertujuan memperlancar sirkulasi udara dan cahaya. Karena itu, pastikan setiap ruangan di rumah bisa memaksimalkan bukaan.
"Buatlah kamar tidur yang memiliki ventilasi atau jendela agar ruang tidak lembap," kata Ren.
Rumah yang sehat tentu harus memiliki sistem ventilasi yang baik sehingga dapat mengontrol kelembapan ruangan dan mencegah berkembangnya jamur di ruangan tersebut.
Peralatan ventilasi dapat membantu menjaga sirkulasi agar udara tetap bersih dan segar. Misalnya menggunakan kipas atau blower yang dapat mengontrol suhu ruangan dan mencegah kerusakan alat elektronik seperti komputer dan televisi.
Tidak hanya sirkulasi, pemilihan material juga diperlukan untuk menciptakan rumah sehat. Hal itu ditegaskan arsitek sekaligus dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Ika Yuni Purnama. Menurutnya, membangun rumah sehat tidak harus mewah dan mahal. Membangun rumah sehat di Indonesia yang beriklim tropis dan lembap memerlukan pemilihan bahan bangunan dan detail desain bangunan yang tepat.
"Pemakaian material yang tepat guna, sesuai permasalahan iklim tropis dan penanggulangannya, merupakan dasar penting untuk membangun rumah sehat," kata Ika.
Menggunakan bahan bangunan dari alam, seperti batu alam, kayu, bambu, dan tanah liat yang tidak mengandung zat kimia, juga bisa membuat suasana rumah sejuk serta tidak menimbulkan bau dan jamur saat udara lembap.
Batu bata juga termasuk salah satu material ramah lingkungan dan bisa diterapkan dalam rumah sehat. Dinding batu bata yang memiliki ketebalan 10 cm mampu menahan panas selama dua jam lebih sehingga mengurangi penggunaan pendingin ruangan yang berlebihan.
Fokus utama untuk mewujudkan hunian sehat adalah sistem pencahayaan yang baik. Cahaya matahari yang dibiarkan masuk dengan bebas ke rumah bisa memberikan manfaat cukup besar untuk kesehatan para penghuni rumah.
"Kita bisa menghadirkan jendela besar yang dibiarkan membentang tinggi sehingga dapat memberikan kualitas cahaya dan udara yang baik ke ruangan," papar Ika.
Cahaya matahari yang dibiarkan masuk dengan bebas pada pagi dan siang hari mampu menjadi penerang alami dan membuat ruangan lebih sejuk. (Aprilia S Andyna)
(ysw)