Mengandalkan Segmen Korporasi, Kredit Bank BTPN Tumbuh 108%

Selasa, 24 Maret 2020 - 09:07 WIB
Mengandalkan Segmen Korporasi, Kredit Bank BTPN Tumbuh 108%
Mengandalkan Segmen Korporasi, Kredit Bank BTPN Tumbuh 108%
A A A
JAKARTA - PT Bank BTPN Tbk berhasil mendongkrak pertumbuhan outstanding kredit sepanjang 2019 dengan mengandalkan segmen korporasi. Pertumbuhannya tercatat Rp141,8 triliun atau tumbuh signifikan 108% dari periode yang sama 2018 (year on year/yoy).

Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana mengatakan, penyaluran kredit sepanjang 2019 mengandalkan pembiayaan segmen korporasi sebesar Rp75,7 triliun. Perseroan yang didukung induk usahanya, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) semakin menggenjot kredit sindikasi ataupun bilateral ke berbagai proyek dan korporasi.

"Ini artinya di segmen korporasi ada pertumbuhan 15%," ujar Ongki di Jakarta, Selasa (24/3/2020).

Lebih lanjut Ia mengaku strategi penyaluran pembiayaan dilakukan melalui sejumlah sindikasi yang tersebar untuk berbagai proyek. Mulai dari ketahanan energi, ketahanan pangan, hingga infrastruktur.

Selain itu, pihaknya juga menyalurkan pinjaman secara bilateral. Baik itu ke perusahaan swasta nasional, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), industri otomotif, bahkan perusahaan di bidang ekspor impor.

Salah satu contohnya BTPN bersama induk usahanya, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) memimpin sindikasi pembiayaan dari 18 institusi perbankan dan lembaga keuangan global kepada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III senilai USD390,6 juta pada tahun lalu.

Tidak hanya itu, Bank BTPN juga berpartisipasi dalam pembiayaan (project finance) untuk proyek lapangan gas Jambaran-Tiung Biru milik PT Pertamina EP Cepu. Pembiayaan tersebut dilakukan bersama konsorsium dengan 12 bank nasional dan asing.

"Kami masuk ke pembiayaan segmen korporasi dan industri pendukungnya karena dukungan pemegang saham pengendali atau SMBC. Kedepan kami siap mendukung program nasional dalam mewujudkan pemerataan kesejahteraan serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," kata Ongki.

Sambung dia juga menegaskan, di tengah situasi perekonomian global menantang, namun pihaknya berhasil menjaga penyaluran kredit tetap sehat dan dengan penuh kehati-hatian. Hal ini tercermin pada rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sebesar 0,8% (gross).
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9068 seconds (0.1#10.140)