Harga Minyak Rebound Setelah AS dan Rusia Lakukan Pembicaraan

Selasa, 31 Maret 2020 - 12:09 WIB
Harga Minyak Rebound Setelah AS dan Rusia Lakukan Pembicaraan
Harga Minyak Rebound Setelah AS dan Rusia Lakukan Pembicaraan
A A A
SEOUL - Harga minyak dunia rebound pada perdagangan hari ini setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin setuju untuk melakukan pembicaraan untuk menstabilkan pasar energi.

Kremlin mengatakan, Trump dan Putin dalam pembicaraan di telepon sepakat untuk meminta pejabat energi utama mereka membahas upaya menstabilkan pasar minyak. Harga minyak pun naik dari posisi terendah sejak 18 tahun terakhir, setelah wabah virus corona memangkas permintaan bahan bakar di seluruh dunia.

Minyak mentah Brent LCOc1 naik USD43 sen, atau 1,9%, ke USD23,19 per barel setelah ditutup pada Senin (30/3) pada USD22,76 per barel, level terendah sejak November 2002. Sementara minyak mentah AS Clc1 naik USD1,16, atau 5,8%, ke USD21,26 per barel, setelah di sesi sebelumnya berada di USD20,09 per barel, terendah sejak Februari 2002.

Pasar minyak menghadapi pukulan ganda akibat wabah corona dan perang harga antara Arab Saudi dan Rusia setelah OPEC dan produsen lain gagal menyepakati pemotongan lebih dalam untuk mendukung harga minyak pada awal Maret.

"Harga minyak kembali naik dari level terendah 18 tahun dekat di tengah harapan bahwa kekhawatiran kelebihan pasokan akhirnya dapat melihat beberapa bantuan," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA, seperti dikutip Reuters, Selasa (31/3/2020).

"Sebagian besar fokus telah jatuh pada seruan penting antara Presiden Amerika Serikat dan Rusia," tambahnya.

Namun, Arab Saudi, pemimpin de facto Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) diketahui berencana untuk meningkatkan ekspor minyaknya menjadi 10,6 juta barel per hari (bph) mulai Mei.

Seorang sumber yang dikutip Reuters mengatakan, kilang minyak global telah memangkas produksi mereka karena penurunan permintaan untuk bahan bakar transportasi. Kilang-kilang Eropa, kata sumber tadi, bahkan memangkas produksi setidaknya 1,3 juta barel per hari.

Sementara, UBS memperkirakan permintaan minyak global turun 1,2 juta barel per hari, atau 1,2%, di sepanjang tahun 2020, terbebani oleh pandemi corona. Lainnya, termasuk kepala ekonom untuk pedagang komoditas global Trafigura, mengatakan bahwa permintaan minyak bisa turun sebanyak 30% dari akhir tahun lalu dalam beberapa minggu mendatang.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3519 seconds (0.1#10.140)