Harga Minyak Melonjak USD1 Jelang Pertemuan OPEC-Rusia
A
A
A
SEOUL - Harga minyak mentah kembali menguat pada perdagangan Rabu (8/4/2020), seiring harapan pertemuan antara negara-negara OPEC dengan sekutunya Rusia.
Pertemuan konferensi video yang akan dilakukan Kamis besok, mengagendakan penyelesaian sengketa harga antara Arab Saudi dan Rusia, dan mengakurkan kedua kubu untuk menurunkan produksi demi menopang harga yang telah runtuh akibat pandemi virus corona asal China.
Melansir dari Reuters, harga minyak Brent International naik 75 sen atau 2,4% menjadi USD32,62 per barel pada pukul 02:46 GMT. Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) melonjak USD1,30 atau 5,5% menjadi USD24,93 per barel.
Pasar berharap pertemuan video konferensi Kamis besok, antara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya Rusia, bisa berjalan lebih sukses dibanding pertemuan mereka pada awal Maret 2020.
Ketika itu, pertemuan OPEC+ berakhir dengan kegagalan untuk memperpanjang pemotongan produksi, justru malah mengakibatkan perang harga antara Arab Saudi dan Rusia.
Ditengah harapan pertemuan OPEC dan Rusia, pasar minyak juga berharap peran Amerika Serikat untuk membatasi produksi.
"Apakah Amerika Serikat akan bergabung untuk mengurangi produksi, itu harus dipantau dengan cermat. Karena fokus pasar tetap pada pertemuan OPEC di Wina," ujar Kim Kwang-rae, analis komoditas di Samsung Futures di Seoul.
Arab Saudi dan negara-negara anggota OPEC bersama Rusia dikabarkan akan setuju untuk memangkas produksi. Tetapi kesepakatan itu bergantung pada apakah Amerika Serikat akan setuju untuk melakukan pemotongan produksi.
Departemen Energi AS mengatakan pada hari Selasa kemarin bahwa AS sudah menurunkan produksi minyaknya. "Arab Saudi dan Rusia harus menuntaskan kesepakatan. Dan Amerika Serikat juga harus terlibat," tulis ANZ Research.
Sementara itu, menurut Administrasi Informasi Energi AS (EIA), produksi minyak mentah AS pada minggu ini diperkirakan turun 470.000 barel per hari dan permintaan turun sekitar 1,3 juta barel per hari pada tahun 2020.
Adapun persediaan minyak mentah AS melonjak 11,9 juta barel menjadi 473,8 juta barel dalam minggu hingga 3 April, menurut data dari American Petroleum Institute (API) yang dirilis pada Selasa. Kenaikan persediaan ini untuk mengantisipasi dampak wabah virus corona.
Pertemuan konferensi video yang akan dilakukan Kamis besok, mengagendakan penyelesaian sengketa harga antara Arab Saudi dan Rusia, dan mengakurkan kedua kubu untuk menurunkan produksi demi menopang harga yang telah runtuh akibat pandemi virus corona asal China.
Melansir dari Reuters, harga minyak Brent International naik 75 sen atau 2,4% menjadi USD32,62 per barel pada pukul 02:46 GMT. Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) melonjak USD1,30 atau 5,5% menjadi USD24,93 per barel.
Pasar berharap pertemuan video konferensi Kamis besok, antara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya Rusia, bisa berjalan lebih sukses dibanding pertemuan mereka pada awal Maret 2020.
Ketika itu, pertemuan OPEC+ berakhir dengan kegagalan untuk memperpanjang pemotongan produksi, justru malah mengakibatkan perang harga antara Arab Saudi dan Rusia.
Ditengah harapan pertemuan OPEC dan Rusia, pasar minyak juga berharap peran Amerika Serikat untuk membatasi produksi.
"Apakah Amerika Serikat akan bergabung untuk mengurangi produksi, itu harus dipantau dengan cermat. Karena fokus pasar tetap pada pertemuan OPEC di Wina," ujar Kim Kwang-rae, analis komoditas di Samsung Futures di Seoul.
Arab Saudi dan negara-negara anggota OPEC bersama Rusia dikabarkan akan setuju untuk memangkas produksi. Tetapi kesepakatan itu bergantung pada apakah Amerika Serikat akan setuju untuk melakukan pemotongan produksi.
Departemen Energi AS mengatakan pada hari Selasa kemarin bahwa AS sudah menurunkan produksi minyaknya. "Arab Saudi dan Rusia harus menuntaskan kesepakatan. Dan Amerika Serikat juga harus terlibat," tulis ANZ Research.
Sementara itu, menurut Administrasi Informasi Energi AS (EIA), produksi minyak mentah AS pada minggu ini diperkirakan turun 470.000 barel per hari dan permintaan turun sekitar 1,3 juta barel per hari pada tahun 2020.
Adapun persediaan minyak mentah AS melonjak 11,9 juta barel menjadi 473,8 juta barel dalam minggu hingga 3 April, menurut data dari American Petroleum Institute (API) yang dirilis pada Selasa. Kenaikan persediaan ini untuk mengantisipasi dampak wabah virus corona.
(ven)