2011, pendapatan XL naik 8%
A
A
A
Sindonews.com - Perusahaan operator seluler PT XL Axiata Tbk (EXCL) memperkirakan pendapatan tahun lalu mengalami pertumbuhan tipis sekitar 6–8% menjadi sekitar Rp18,505–18,854 triliun dibandingkan Rp17,458 triliun pada 2010.
Tipisnya pertumbuhan tersebut tidak lepas dari anjloknya bisnis content yang merupakan salah satu kontributor pendapatan perseroan.
“Tahun lalu, content turun hingga 80%. Salah satunya masalah sedot pulsa waktu itu. Karena ada sedikit kesalahan, semua kena,” ujar Direktur Utama XL Hasnul Suhaimi di Jakarta, Rabu (25/1/2012).
Hasnul menuturkan, selain content, penurunan juga terjadi di beberapa layanan bisnis lain yang dimiliki XL, di antaranya bisnis utama yaitu penggunaan telepon atau voice. Kemudahan yang dimiliki pada layanan bisnis lain seperti data membuat pelanggan mengurangi penggunaan telepon.
Sehingga, satu-satunya bisnis yang mengalami kenaikan, lanjut Hasnul, adalah layanan data. Meski naik, kontribusi data masih cukup kecil dibandingkan telepon. Sehingga secara keseluruhan, pendapatan perseroan hanya mengalami pertumbuhan tipis.
Peralihan pola konsumen berkomunikasi sangat terasa di tahun lalu.Pada 2010 pendapatan XL masih mengalami pertumbuhan hingga lebih dari 27%. “Pasalnya, senaik- naiknya layanan, data itu base-nya kecil,” kata dia.
Hasnul mengatakan, saat ini kontribusi pendapatan yang berasal dari data dan internet tercatat mencapai 21%. Sementara, layanan suara mencapai 53%, sedangkan kontribusi Ring Back Tone (RBT) dan SMS premium mencapai sekitar 26%. Dia optimistis kinerja tahun ini membaik meski dia memperkirakan pertumbuhan pendapatan masih berada pada kisaran 6-8%.
Hasnul menambahkan, untuk mencapai target tersebut, perseroan akan lebih fokus pada pengembangan layanan data. Meski penggunaan SMS dan voice masih tinggi,layanan tersebut mulai memasuki titik jenuh.
Perseroan, ungkap Hasnul, akan membidik sebanyak 24-25 juta pengguna layanan data atau setengah dari total target jumlah pelanggan tahun ini yang sebanyak 49-50 juta pelanggan. Jumlah pelanggan mengalami kenaikan 10% dari tahun lalu.
Tahun ini, lanjut dia, XL menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp6 triliun yang berasal dari kas internal.
Menurut Hasnul, posisi kas XL masih berkisar pada level Rp9–10 triliun. Sehingga masih cukup aman untuk digunakan untuk belanja modal. “Sebagian besar belanja modal untuk pengembangan data. Selain itu untuk BTS, tower, dan fiber optic,” tutur Hasnul.
Analis pasar modal Ketut Tri Bayuna menilai, pertumbuhan tipis yang dialami XL tidak lepas dari rapatnya perkembangan di industri telekomunikasi. Meskipun peluang berkembang masih sangat besar, ketatnya persaingan menjadi tantang terbesar yang dihadapi.
“Tinggal bagaimana mengakali tingkat kompetisi yang ketat di industri ini. Strategi yang tepat dibutuhkan untuk memperbesar margin. Sebab, industri ini memerlukan modal besar,” kata dia. (bro)
()