Kompensasi BLT cuma Rp100 ribu

Jum'at, 24 Februari 2012 - 15:08 WIB
Kompensasi BLT cuma...
Kompensasi BLT cuma Rp100 ribu
A A A
Sindonews.com - Jika pada kenaikan bahan bakar minyak (BBM) sebelumnya pemerintah memberikan kompensasi berupa bantuan langsung tunai (BLT). Kali pemerintah melakukan hal yang sama untuk kenaikan harga BBM yang akan dipotensikan terjadi pada April 2012 nanti, yaitu berada pada kisaran Rp100 ribu.

"Kemungkinan besar akan diberikan sebesar Rp100 ribu per keluarga per bulan. Opsi BLT merupakan salah satu opsi terbaik saat ini. Kalau pun nanti dibahas oleh pemerintah untuk memastikan, paling akan mengarah ke situ jika benar diputuskan," ucap Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri ditemui di Gedung Bappenas, Menteng, Jakarta, Jumat (24/2/2012).

Lebih lanjut diungkapkan Salim bahwa teknis pembagian BLT tersebut mungkin tidak akan jauh berbeda dengan yang pernah dilakukan sebelumnya, mulai dari penyaluran melalui perbankan dan dengan menggunakan data kemiskinan yang sudah ada.

"Mekanisme pembagiannya nanti akan sama dengan yang sebelumnya, di mana akan dibagikan di berbagai perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Pos Indonesia (Persero)," ungkapnya.

Sementara untuk teknis pemberiannya nanti, Mensos mengatakan, pemberian akan berpatok pada data kemiskinan yang sudah mereka punyai.

"Pertama data mereka yang ada di bawah garis kemiskinan kalau di Kemensos itu namanya peserta program keluarga harapan itu pasti masyarakat miskin itu by name by address, dan datanya akurat. Jadi kemungkinan kita akan pergunakan hal tersebut," paparnya.

Namun, keputusan pemberian dana bantuan tersebut masih belum final. Pemerintah masih perlu berkoordinasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terlebih dahulu untuk keputusan akhir.

Pemberian BLT sendiri memang dinilai untuk dapat mencegah inflasi yang melonjak setelah kenaikan harga BBM. Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menilai inflasi yang akan terjadi jika kebijakan tersebut direlisasikan adalah satu persen sampai dengan 2 persen.

"Inflasi mungkin bisa naik antara 1 sampai 2 persen. Jadi kalau inflasi kita sekarang itu 4,5 tambah 2 maka masih 6,5 persen," ujarnya ditempat yang sama. (ank)
()
Berita Terkini
Mengakali Tarif Impor...
Mengakali Tarif Impor Terbaru Trump, Industri Tekstil Sebut Bisa dengan Kapas
30 menit yang lalu
AS Pasar Utama Ekspor...
AS Pasar Utama Ekspor Mebel Indonesia, Tarif Terbaru Trump Bisa Berdampak Buruk
2 jam yang lalu
Awasi Efek Lanjutan...
Awasi Efek Lanjutan Tarif AS, Baja Impor Bisa Membanjiri Pasar RI
3 jam yang lalu
Pemimpin ASEAN Bersatu...
Pemimpin ASEAN Bersatu Respons Tarif Impor Terbaru AS
3 jam yang lalu
Respons Tarif Trump...
Respons Tarif Trump Terbaru, Industri Galangan Kapal Butuh Kebijakan Impor Friendly
4 jam yang lalu
Pembayaran Retribusi...
Pembayaran Retribusi Jakarta Kini Bisa Lewat Aplikasi, QRIS dan Gerai Ritel
4 jam yang lalu
Infografis
100 Ribu Narapidana...
100 Ribu Narapidana Sudah Direkrut Rusia untuk Perang di Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved