Pengelolaan migas di Bojonegoro diatur Inpres

Jum'at, 16 Maret 2012 - 16:03 WIB
Pengelolaan migas di Bojonegoro diatur Inpres
Pengelolaan migas di Bojonegoro diatur Inpres
A A A


Sindonews.com - Bupati Bojonegoro, Suyoto, berharap pengelolaan minyak dan gas bumi di Bojonegoro diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres). Sebab, cadangan minyak dan gas bumi di Bojonegoro merupakan aset nasional.

“Saya mengusulkan agar pengelolaan minyak dan gas bumi di Bojonegoro diatur dalam Inpres,” ujar Suyoto saat ditemui di kantornya, Jumat (16/3/2012).

Menurutnya, Inpres akan menjadi payung hukum yang lebih kuat untuk mengatur perencanaan pengelolaan minyak dan gas bumi, eksplorasi, eksploitasi, dan pembangunan daerah Bojonegoro berbasis migas. “Inpres yang mengatur pengelolaan migas di Bojonegoro itu mirip seperti di Papua,” ungkap bupati asal Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Menurut Suyoto, pihaknya sejak awal telah berkomitmen mempercepat proses produksi minyak dan gas bumi di Bojonegoro untuk memenuhi kebutuhan nasional. Namun, kata dia, kegiatan pengeboran minyak dan gas bumi itu tidak boleh mengesampingkan dampak sosial bagi warga Bojonegoro. “Jangan lihat dari sisi produksi saja, tapi juga lihat dari sisi dampak sosialnya,” ungkap Suyoto yang juga Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Jatim itu.

Saat ini, Pemkab Bojonegoro juga memposisikan diri sebagai wasit dalam pengelolaan minyak dan gas bumi di Bojonegoro. Pemkab hanya mengawasi kegiatan pengeboran minyak mentah yang dilakukan oleh operator maupun pengerjaan proyek fisik yang dilakukan oleh para kontraktor. “Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) juga tidak lagi terlibat dalam proyek migas,” tegasnya.

Menurut Vice President Operasional Pertamina Energi dan Produksi (EP) Cepu, Yudantoro, percepatan produksi minyak mentah di Lapangan Banyu Urip di Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, sekarang menjadi kebutuhan nasional. “Kami berharap produksi minyak mentah di Lapangan Banyu Urip bisa dipercepat untuk memenuhi kebutuhan nasional,” ucapnya.

Saat ini produksi minyak mentah di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, mencapai 20 ribu hingga 21 ribu barel per hari. Sedangkan, produksi masa puncak diperkirakan bisa mencapai 165 ribu hingga 200 ribu barel per hari. Produksi minyak mentah di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu itu memenuhi sekitar 20 persen kebutuhan minyak mentah nasional.

Pertamina EP Cepu bersama Mobil Cepu Limited, anak perusahaan Exxon Mobil Corporation asal Amerika Serikat, masing-masing menguasai 45 persen saham di Blok Cepu.

Selain itu, Pertamina EP Cepu juga mengeksplorasi Sumur Tiung Biru (TBR), Blok Nona, di Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro. Sementara, MCL juga sedang mengeksplorasi Sumur Kedungkeris di Kecamatan Kalitidu, dan Sumur Alas Tuwo Barat serta Sumur Alas Tuwo Timur di Kecamatan Dander.

Cadangan minyak mentah di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, kabarnya mencapai 650 juta barel. Selain itu, MCL juga menguasai Lapangan Jambaran yang kabarnya menyimpan cadangan gas bumi hingga 1,2 triliun kaki persegi.

Joint Operating Body Pertamina–Petrochina (JOB PPEJ) menguasai Lapangan Sukowati di Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Bojonegoro. Saat ini, rata-rata produksi minyak mentah di Lapangan Sukowati mencapai 40 ribu barel per hari. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0643 seconds (0.1#10.140)