BBM batal naik, industri logam tetap terganggu

Selasa, 10 April 2012 - 10:06 WIB
BBM batal naik, industri logam tetap terganggu
BBM batal naik, industri logam tetap terganggu
A A A
Sindonews.com - Penundaan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi terbukti tak berdampak banyak terhadap harga bahan baku industri logam yang telah telanjur melambung. Sebab hingga kini harga bahan baku industri logam tak kunjung turun.

Kondisi ini dikeluhkan para perajin seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Tegal. Salah satu pengusaha industri logam di Kabupaten Tegal, Fatin Hamim menuturkan, dampak rencana pemerintah menaikkan harga BBM masih terasa sampai sekarang. “Kami terus terkena dampak rencana yang akhirnya batal itu,” kata Fatin di Kabupaten Tegal, kemarin.

Kenaikan itu terjadi lantaran pemerintah kurang tegas apakah akan menaikkan harga BBM atau sebaliknya. Dengan kondisi mengambang semacam itu membuat pihak yang menyediakan bahan baku terus menaikkan harga. Tidak tanggung-tanggung, kenaikan harga bahan baku mencapai 10 persen-20 persen.

Kenaikan harga misalnya terjadi pada bahan baku besi rakitan untuk bangunan beton. Semula harganya Rp8.000 per kilogram (kg), sekarang meningkat menjadi Rp9.000 per kg. Selain itu, harga lain adalah bahan baku besi batangan per 6 milimeter (mm) yang dulu Rp21.000, sekarang jadi Rp24.000. Dan untuk ukuran 8 mm yang semula Rp38.000, kini naik Rp48.000.

Kondisi ini membuat masyarakat bingung. Mereka yang telanjur mendirikan bangunan, mau tidak mau harus melanjutkan dengan risiko berbiaya tinggi. Sedangkan bagi yang belum, mereka terpaksa membatalkan untuk mendirikan bangunan. Saat ini, penurunan penjualan logam turun menjadi 20 persen.

Senada disampaikan pengusaha logam lain di Desa Kebasen, Talang, Imam Saputro. Menurutnya, kenaikan harga bahan baku juga membuat usahanya kian lesu. Bahan baku seperti kuningan yang semula Rp43.000 per kg, kini meningkat menjadi Rp45.000 per kg. Termasuk besi cor yang sebelumnya Rp11.500 per kg, sekarang juga naik Rp13.500 per kg. “Pemerintah harus lebih tegas saat sekarang ini. Jadi kami bisa cepat menyesuaikan,” ungkapnya.

Zainudin, 52, salah satu perajin logam pelat besi di Desa Pesarean,Talang, menyatakan, adanya rencana kenaikan BBM yang batal itu telah memberikan pengaruh pada usahanya. Salah satunya dengan menahan barang produksinya yakni kotak meteran listrik untuk dijual di pasaran. “Penahanan barang itu merupakan solusi kami,” ungkapnya. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7721 seconds (0.1#10.140)