Tanah mahal, properti DIY incar pinggiran kota

Kamis, 02 Agustus 2012 - 20:58 WIB
Tanah mahal, properti DIY incar pinggiran kota
Tanah mahal, properti DIY incar pinggiran kota
A A A
Sindonews.com - Kabupaten Bantul dan Kulonprogo diincar untuk lokasi perumahan, khususnya type kecil dan menengah. Menyusul mahalnya harga tanah di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Sedangkan untuk Kabupaten Gunungkidul, belum banyak pengembang yang tertarik.

Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY, Remigius Edi Waluyo, mengatakan segmen pasar perumahan terbanyak untuk tipe menengah, dengan kisaran harga Rp150 juta sampai Rp300 juta. Harga jual rumah ini, mayoritas dipengaruhi oleh harga tanah. Akibatnya untuk lokasi di kota dan Sleman sudah sulit.

“Harga segitu hanya bisa diperoleh di Bantul dan Kulonprogo, makanya banyak yang tertarik mengembangkan usaha didua kabupaten ini,” jelas Remi, panggilan akrabnya, di Yogyakarta, Kamis (2/8/2012).

Menurutnya, REI juga terus mendorong anggotanya untuk membangun rumah sejahtera tapak (RST). Sebab kebutuhan rumah (backlog) perumahan mencapai 100 ribu. Saat ini ada salah satu pengembang yang membuka perumahan RTS di wilayah Pandak Bantul.

Pembangunan RST dengan type 36 tidaklah mudah untuk dilaksanakan di DIY. Sebab harga jualnya tidak boleh diatas Rp88 juta. Praktis lokasi yang diincar di pinggiran, yang akan menjadi daerah satelit. “Kebetulan di Kulonprogo juga akan bandara jadi banyak yang mengincar,” jelasnya.

Sementara itu Direktur PT ASA Persada Hartono mengaku tidak tertarik untuk mengembangkan RST. Mereka lebih tertarik untuk mengembangkan perumahan mewah, dalam konsep resort and residence. Perumahan mewah seperti ini memiliki segmen pembeli tersendiri. “Kita masih focus di estate dan resort,” terangnya.

Menurutnya, persaingan perumahan di DIY cukup ketat. Tidak hanya dari pengembang lokal, namun banyak pengembang luar daerah yang masuk. Tinggal bagaimana pengembang jeli dalam membidik pasar. Toh, harga mahal asal lokasinya bagus juga akan dibeli. “Yang penting kualitas produk kita utamakan,” jelasnya.

Hartono menambahkan, trend property di Yogyakarta kini semakin bervariasi. Di antaranya mulai masuknya pengembang untuk kondominium hotel (kondotel) dan apartemen. Hal ini akan menjadikan pertumbuhan property di Yogyakarta lebih positif. Aplaagi kota Yogyakarta banyak diincar untuk tempat tinggal dimasa tua.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4992 seconds (0.1#10.140)