Finalisasi CEPA dalam proses pemetaan

Jum'at, 09 November 2012 - 16:48 WIB
Finalisasi CEPA dalam proses pemetaan
Finalisasi CEPA dalam proses pemetaan
A A A
Sindonews.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan bahwa finalisasi dari Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) saat ini masih dalam proses tahap memetakan sejumlah hal utama, yang nantinya akan dinegosiasikan oleh Indonesia dan Uni Eropa.

Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo mengatakan, pemetaan itu akan selesai dalam beberapa bulan mendatang.

"Mulai soal prosedur, ketentuan-ketentuannya hingga struktur negosiasinya. Kalau sudah selesai, kami akan serahkan kepada pemerintah sebagai rekomendasi dari working group," kata Iman seusai acara European Union-Indonesia Business Dialogue (EIBD) 2012 di Nusa Dua, Bali, Jumat (9/11/2012).

Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa, kata dia, saling sepakat untuk mendorong agar CEPA bisa memasuki tahap lanjut. Dia menambahkan, pemerintah Indonesia tetap mengutamakan kepentingan nasional.

Artinya, ketika ada industri nasional yang merasa terancam dengan kesepakatan CEPA, harus diketahui apa sebabnya lalu dianalisa secara objektif. Dengan demikian, nantinya akan ada kesiapan serta langkah antisipasinya.

"Kita mau memperoleh nasib yang lebih baik dengan kesepakatan ini. Dan, kita juga harus lebih sensitif," ucapnya.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, persiapan CEPA membutuhkan waktu setidaknya 3-6 tahun.

"Fokus melakukan pembahasan terkait kerja sama investasi oleh pihak swasta dan pemerintah kedua pihak. Lalu, pada saat CEPA dibahas, harus clear, berapa investasi dari Eropa yang akan masuk dalam lima tahun ke Indonesia? Termasuk, kerja sama di pariwisatanya. Artinya, harus jelas angka-angkanya, target jangka panjang," kata Hidayat.

Hidayat berharap, Eropa terus meningkatkan nilai investasinya di Indonesia meski saat ini masih terjadi perlambatan ekonomi di kawasan itu. Adapun sektor-sektor industri yang berpotensi memiliki peluang investasi, antara lain manufaktur, agro industri dan barang modal, seperti permesinan asal Jerman, Italia, dan Inggris.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7203 seconds (0.1#10.140)