Anggota PHRI siap-siap naikkan tarif

Jum'at, 28 Desember 2012 - 22:41 WIB
Anggota PHRI siap-siap naikkan tarif
Anggota PHRI siap-siap naikkan tarif
A A A
Sindonews.com - Rencana pemerintah segera menaikkan tarif dasar listrik (TDL) pada tahun 2013 ditanggapi kecut oleh pengusaha hotel dan restoran di Kota Batu. Kenaikan TDL itu dianggap sebagai pemicu untuk menaikkan tarif hotel.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Kota Batu Uddy Syaifudin menjelaskan, setiap kenaikan TDL dipastikan akan mempengaruhi kenaikan harga barang yang lain. Tentunya hal itu akan berpengaruh juga pada biaya operasional hotel.

Menurut Uddy, tahun depan dipastikan biaya operasi hotel di Kota Batu naik beberapa kali lipat. Penyebab pertama, pihak hotel harus menanggung kenaikan upah minimum kota (UMK) Batu.

Dari Rp1.100.000 per bulan menjadi Rp1.300.000 per bulan. Kenaikan operasional hotel dipengaruhi pula oleh TDL. Meskipun kenaikan TDL itu akan dilakukan secara bertahap oleh pemerintah.

“Awal bulan depan seluruh anggota PHRI akan berkumpul merundingkan masalah ini untuk dicarikan jalan keluarnya. Memang PHRI tidak bisa serta merta langsung menaikkan tarif hotel. Karena hal itu bisa berpengaruh negatif pada okupansi hotel,” jelas dia.

Ketika ingin menaikkan tarif hotel, yang dilakukan manajemen hotel adalah menghitung nilai kenaikan biaya operasionalnya dulu. Misalkan hotel A, tarif kamar per malamnya Rp100 ribu.

Saat ada kenaikan UMK dan TDL ternyata ada pembengkakan biaya operasional 10 persen. Maka pihak manajemen hotel akan membuat keputusan untuk menaikkan tarif hotel mulai 10-15 persen dari tarif lama.

Selanjutnya, meski ada kenaikan TDL dan UMK Batu. Uddy bersama teman-temannya akan berusaha untuk mempertahankan tarif hotel di Kota Batu pada kondisi sekarang ini.

Yang ingin dilakukan PHRI adalah melakukan penghematan pemakaian listrik. Misalkan mengurangi jam menyala pada lampu taman. Kedua beralih menggunakan pemanas dari gas elpiji atau beralih menggunakan pemanas dari energi surya.

Termasuk memasang timer pada setiap bola lampu yang ada di hotel. Dan masih banyak usaha lain sedang direncanakan anggota PHRI untuk menekan cost hotel.

“Kita juga merencanakan ingin mengundang pakar kelistrikan. Kita ingin meminta penjelasan kepadanya tentang cara penghematan listrik. Hal–hal semacam itulah sebagai solusi awal untuk mengurangi biaya operasional hotel setiap bulannya,” urai Uddy.

Lebih lanjut diutarakan, apabila berbagai solusi sudah diupayakan untuk menekan pengeluaran hotel. Maka apa boleh buat, untuk menghindari kebangkrutan dan menghindari Penghentian Hubungan Kerja (PHK) bagi karyawan hotel.

Tarif hotel tetap akan dinaikkan pula. Kenaikan tarif hotel akan disesuaikan dengan kenaikan biaya operasionalnya. “Mungkin saja tarif hotel yang kita naikkan hanya untuk sesi akhir pekan. Untuk awal pekan tetap menggunakan tarif lama,” ucap dia.

Manager Marketing Jatim Park 1, Titik S Arianto menambahkan, saat TDL naik maka biaya operasional di tempat pekerjaannya ikut membengkak. Karena 80 persen seluruh permainan di area Jatim Park 1 memanfaatkan energi listrik.

Tapi dia sendiri belum mengetahui apakah setelah TDL naik, harga tiket masuk ke Jatim Park 1 akan langsung naik pula. “Yang mengetahui tentang hal itu adalah pihak manajemen Jatim Park 1. Pihak direksi yang akan memutuskan naik tidaknya harga tiket masuk Jatim Park 1 setelah ada kenaikan TDL,” bebernya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4261 seconds (0.1#10.140)