Indeks S&P cetak rekor tertinggi
A
A
A
Sindonews.com - Saham-saham di Bursa Wall Street menguat selama dua pekan, bahkan Indeks Standard & Poor's (S&P) 500 ditutup naik ke level tertingginya dalam lima tahun terakhir, ditengah optimisme positifnya kinerja emiten di kuartal IV tahun lalu dan membaiknya data ekspor China.
Indeks S&P 500 menguat 0,4 persen menuju level 1.472,05 selama sepekan. Angka ini ditutup pada 10 Januari 2013 di level tertinggi sejak Desember 2013. Indeks Dow Jones tumbuh 53,22 poin atau 0,4 persen ke level 13.488,43. Indeks Chicago Board Options Exchange Volatility atau VIX melemah 3,4 persen di 13,36, level terendah sejak Juni 2007.
Indeks S&P mencatat kenaikan tertinggi didorong sentimen positif dari disepakatinya RUU untuk menghindari jurang fiskal oleh anggota parlemen AS beberpa waktu lalu. Disamping itu, Departemen Tenaga Kerja AS juga menyatakan kenaikan data pekerja pada bulan lalu.
Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, dari 27 emiten di indeks S&P 500 yang telah membukukan laba, 81 persen melebihi perkiraaan analis dan 67 persen mengalami kenaikan laba. Berdasarkan prediksi analis, laba kuartal IV/2012 di Indeks S&P 500 meningkat 2,5 persen. Data menunjukkan, pertumbuhan tersebut akan menjadi kedua paling lambat dalam tiga bulan sejak 2009.
"Pekan ini, sentimen positif akan ditopang dari musim laporan keuangan (kuartal IV) yang akan dimulai. Sementara di China menujukkkan bahwa perlambatan ekonomi akan berakhir dan China akan mulai tumbuh," kata Kepala Wealth Management Bank AS Tim Leach dilansir dari Bloomberg, Sabtu (12/1/2013).
Berdasarkan laporan, penjualan luar negeri China pada Desember tahun lalu tercatat naik 14,1 persen dibanding tahun sebelumnya. Laporan lainnya menyebutkan, inflasi China terjadi lebih cepat dari perkiraan sebelumnya di bulan ketujuh tahun ini, yang dapat mendukung pemulihan ekonomi di negara tersebut.
Indeks S&P 500 menguat 0,4 persen menuju level 1.472,05 selama sepekan. Angka ini ditutup pada 10 Januari 2013 di level tertinggi sejak Desember 2013. Indeks Dow Jones tumbuh 53,22 poin atau 0,4 persen ke level 13.488,43. Indeks Chicago Board Options Exchange Volatility atau VIX melemah 3,4 persen di 13,36, level terendah sejak Juni 2007.
Indeks S&P mencatat kenaikan tertinggi didorong sentimen positif dari disepakatinya RUU untuk menghindari jurang fiskal oleh anggota parlemen AS beberpa waktu lalu. Disamping itu, Departemen Tenaga Kerja AS juga menyatakan kenaikan data pekerja pada bulan lalu.
Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, dari 27 emiten di indeks S&P 500 yang telah membukukan laba, 81 persen melebihi perkiraaan analis dan 67 persen mengalami kenaikan laba. Berdasarkan prediksi analis, laba kuartal IV/2012 di Indeks S&P 500 meningkat 2,5 persen. Data menunjukkan, pertumbuhan tersebut akan menjadi kedua paling lambat dalam tiga bulan sejak 2009.
"Pekan ini, sentimen positif akan ditopang dari musim laporan keuangan (kuartal IV) yang akan dimulai. Sementara di China menujukkkan bahwa perlambatan ekonomi akan berakhir dan China akan mulai tumbuh," kata Kepala Wealth Management Bank AS Tim Leach dilansir dari Bloomberg, Sabtu (12/1/2013).
Berdasarkan laporan, penjualan luar negeri China pada Desember tahun lalu tercatat naik 14,1 persen dibanding tahun sebelumnya. Laporan lainnya menyebutkan, inflasi China terjadi lebih cepat dari perkiraan sebelumnya di bulan ketujuh tahun ini, yang dapat mendukung pemulihan ekonomi di negara tersebut.
(rna)