PHRI Garut minta dukungan infrastruktur
A
A
A
Sindonews.com - Para pengusaha hotel yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) daerah Garut meminta pemerintah setempat memberikan dukungan infrastruktur. Hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan industri pariswisata di kota 'Dodol' tersebut.
Ketua PHRI Kabupataen Garut, Asep Irvan mengatakan, dari 133 hotel di Kabupaten Garut, lebih dari separuhnya berada di lokasi wisata Cipanas. Kendati kunjungan objek wisata Cipanas dikategorikan masih relatif stabil, pihaknya meminta pemerintah menata jalan dan sarana parkir kendaraan di kawasan itu.
"Kalau akhir pekan selalu macet. Lahan parkir juga kurang sampai mobil yang ke hotel atau tempat wisata parkir di pinggir jalan. Ini akan membuat jalan di Cipanas semakin sempit. Cipanas harus ditata lagi lalu lintasnya agar wisatawan nyaman," ujarnya.
Di pihak lain, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut, Yatie Rohayatie mengklaim, sektor pariwisata setiap tahun selalu mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Garut. Karena sektor ini merupakan pendapatan tertinggi dibanding sumber pendapatan asli daerah (PAD) lainnya. Namun, wisatawan saat ini menurun seiring dengan cuaca buruk.
“Sebagai contoh, pendapatan PAD Kabupaten Garut dari sub pariwisata seperti pajak hotel dan restoran terus meningkat tiap tahun. Realisasi pajak hotel pada 2011 mencapai Rp2,1 miliar. Sedangkan, pada 2012, pendapatan dari pajak hotel meningkat jadi Rp3,7 miliar,” ungkap Yatie.
Menurutnya, peningkatan pendapatan dari pajak restoran juga mengalami peningkatan signifikan. Pada 2011, pendapatan dari pajak restoran mencapai Rp2,5 miliar dan Rp4,7 miliar pada 2012.
“Objek wisata yang stabil di Garut adalah Cipanas. Kawasan Cipanas masih menjadi tempat wisata unggulan karena lokasinya sangat dekat dari Bandung. Objek wisata ini bukan bersifat out door karena para wisatawan bisa menikmati air panas di dalam hotel. Makanya, pemerintah terus berusaha menjaga kawasan Cipanas," kata Yatie.
Ketua PHRI Kabupataen Garut, Asep Irvan mengatakan, dari 133 hotel di Kabupaten Garut, lebih dari separuhnya berada di lokasi wisata Cipanas. Kendati kunjungan objek wisata Cipanas dikategorikan masih relatif stabil, pihaknya meminta pemerintah menata jalan dan sarana parkir kendaraan di kawasan itu.
"Kalau akhir pekan selalu macet. Lahan parkir juga kurang sampai mobil yang ke hotel atau tempat wisata parkir di pinggir jalan. Ini akan membuat jalan di Cipanas semakin sempit. Cipanas harus ditata lagi lalu lintasnya agar wisatawan nyaman," ujarnya.
Di pihak lain, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut, Yatie Rohayatie mengklaim, sektor pariwisata setiap tahun selalu mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Garut. Karena sektor ini merupakan pendapatan tertinggi dibanding sumber pendapatan asli daerah (PAD) lainnya. Namun, wisatawan saat ini menurun seiring dengan cuaca buruk.
“Sebagai contoh, pendapatan PAD Kabupaten Garut dari sub pariwisata seperti pajak hotel dan restoran terus meningkat tiap tahun. Realisasi pajak hotel pada 2011 mencapai Rp2,1 miliar. Sedangkan, pada 2012, pendapatan dari pajak hotel meningkat jadi Rp3,7 miliar,” ungkap Yatie.
Menurutnya, peningkatan pendapatan dari pajak restoran juga mengalami peningkatan signifikan. Pada 2011, pendapatan dari pajak restoran mencapai Rp2,5 miliar dan Rp4,7 miliar pada 2012.
“Objek wisata yang stabil di Garut adalah Cipanas. Kawasan Cipanas masih menjadi tempat wisata unggulan karena lokasinya sangat dekat dari Bandung. Objek wisata ini bukan bersifat out door karena para wisatawan bisa menikmati air panas di dalam hotel. Makanya, pemerintah terus berusaha menjaga kawasan Cipanas," kata Yatie.
(izz)