RAPP: Produk pulp ber-SVLK layak masuk produk hijau

Senin, 04 Februari 2013 - 19:49 WIB
RAPP: Produk pulp ber-SVLK layak masuk produk hijau
RAPP: Produk pulp ber-SVLK layak masuk produk hijau
A A A
Sindonews.com - Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Kusnan Rahmin menyatakan, produk pulp dan kertas yang sudah memperoleh sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) sudah terjamin sumber bahan bakunya sehingga layak mendapat penghargaan dari pembeli (buyer).

“SVLK merupakan jaminan legalitas kayu Indonesia, sekaligus landasan pencapaian pengelolaan hutan lestari (SFM/Sustainable Forest Management),” kata Kusnan dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/2/2013).

Dia mengungkapkan, RAPP sudah memperoleh sertifikat SVLK dan Pengelolan Hutan Produksi Lestari (PHPL) bagi hutan tanaman yang dikelolanya sejak tahun 2010.

Kusnan menuturkan jika usulan pemerintah yang mengajukan produk pulp dan kertas sebagai kategori produk hijau (enviromental good list) disetujui, kedepan akan membuka pintu perdagangan pulp yang lebih adil.

Dia menuturkan, sejumlah negara produsen pulp saat ini memberlakukan bea masuk tinggi untuk menghambat impor pulp dari negara lain. Sebaliknya, Indonesia, justru memberlakukan bea masuk nol persen.

Kusnan memprediksi, langkah tersebut akan berpengaruh positif terhadap kinerja ekspor pulp dan kertas Indonesia. Apalagi pasar APEC, terutama Asia, adalah pasar yang terus berkembang.

Berdasarkan kajian lembaga Poyry, permintaan pulp secara global memang diperkirakan terus meningkat sekitar 2,6 persen per tahun. Dari 26,5 juta metrik ton pada tahun 2010 menjadi 38,9 juta meterik ton pada tahun 2025 mendatang.

Pertumbuhan terbesar datang dari pasar Asia dengan gerbong utama China yang bisa tumbuh 6,4 persen per tahun. Permintaan negeri tirai bambu itu bisa naik hingga 14,3 juta metrik ton pada tahun 2025 mendatang dari sebelumnya hanya 5,6 metrik ton pada tahun 2010.

"Kelompok negara Asia lainnya diproyeksi bisa tumbuh sebesar 1,8 persen per tahun daru 4,3 juta metrik ton pada tahun 2010 menjadi 5,7 juta metrik ton pada tahun 2025," ujarnya.

Permintan produk kertas juga diprediksi terus meningkat secara global sebesar 1,3 persen per tahun dari 58,1 juta metrik ton pada tahun 2010 menjadi 70 juta metrik ton pada tahun 2025.

Asia mendominasi pertumbuhan permintaan kertas dunia. Pertumbuhan permintaan kertas di China diperkirakan meningkat sebesar 2,35 per tahun dari 14,9 juta metrik ton pada tahun 2010 menjadi 21,2 juta metrik ton pada tahun 2025.

"Sementara pertumbuhan permintaan produk kertas dari negara Asia bisa mencapai 3,6 persen per tahun dari 8,6 juta metrik ton pada tahun 2010 menjadi 14,5 juta metrik ton pada tahun 2025," tandasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7188 seconds (0.1#10.140)