Sektor pertambangan jadi primadona di pasar modal
A
A
A
Sindonews.com - Analis Panin Sekuritas, Fajar Indra menilai kenaikan sektor komoditas terjadi secara bersamaan. Tren positif pertambangan didukung harga batu bara yang mencapai rekor di level USD94/ton. Nilai ini bahkan sudah mendekati target rata-rata harga batu bara tahun ini yang mencapai USD96/ton.
Dia mengakui kenaikan harga batu bara di level ini lebih cepat dari yang diperkiraan. "Kenaikan batu bara ini melebihi ekspektasi awal tahun," ujarnya saat dihubungi, Kamis (14/2/2013).
Kenaikan tersebut, menurutnya didorong oleh kondisi manufaktur China yang sudah mengalami pemulihan. Namun dengan hanya mengandalkan China, maka di kuartal kedua nanti kemungkinan akan terjadi over supply. Ini terjadi apabila kondisi Eropa dan AS masih belum menunjukkan pemulihan. "Tahun ini bukan tahun komoditas," ujarnya.
Tren kenaikan harga batu bara juga dibarengi isu perjanjian pemisahan perusahaan Grup Bakrie dan BUMI Plc. saham BUMI naik 26,39 persen menjadi Rp910.
Tiga sekuritas tercatat paling banyak memborong saham ini di antaranya: Credit Suisse Securities Indonesia senilai Rp28,603 miliar, Valbury Asia Securities senilai Rp17,109 miliar, dan JPMorgan Securities Indonesia senilai Rp11,880 miliar. "Bumi memang menjadi trend setter kenaikan sektor komoditas," ujarnya.
Dia mengakui kenaikan harga batu bara di level ini lebih cepat dari yang diperkiraan. "Kenaikan batu bara ini melebihi ekspektasi awal tahun," ujarnya saat dihubungi, Kamis (14/2/2013).
Kenaikan tersebut, menurutnya didorong oleh kondisi manufaktur China yang sudah mengalami pemulihan. Namun dengan hanya mengandalkan China, maka di kuartal kedua nanti kemungkinan akan terjadi over supply. Ini terjadi apabila kondisi Eropa dan AS masih belum menunjukkan pemulihan. "Tahun ini bukan tahun komoditas," ujarnya.
Tren kenaikan harga batu bara juga dibarengi isu perjanjian pemisahan perusahaan Grup Bakrie dan BUMI Plc. saham BUMI naik 26,39 persen menjadi Rp910.
Tiga sekuritas tercatat paling banyak memborong saham ini di antaranya: Credit Suisse Securities Indonesia senilai Rp28,603 miliar, Valbury Asia Securities senilai Rp17,109 miliar, dan JPMorgan Securities Indonesia senilai Rp11,880 miliar. "Bumi memang menjadi trend setter kenaikan sektor komoditas," ujarnya.
(gpr)