Cepu dan EOR jadi tumpuan lifting migas 2014
A
A
A
Sindonews.com - Sidang Kabinet Paripurna (SKP) yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kantor Presiden hari ini memberikan atensi pada tiga hal pokok di bidang ekonomi, yaitu peningkatan lifting migas, swasembada pangan, dan peningkatan infrastruktur.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa kepada wartawan seusai Sidang Kabinet Paripurna menjelaskan, terkait dengan lifting migas, pemerintah mentargetkan pada 2014 mendatang produksi migas di dalam negeri sudah harus mencapai 1 juta barrel baik dari sisi gas maupun crude oil.
“Target kita pada 2014 sudah harus mencapai 1 juta barel oil yang datang dari dua sisi yaitu Cepu dan Enhanced Oil Recovery (EOR),” papar Hatta di istana Presiden, Jakarta, Kamis (14/2/2013).
Berkaitan dengan hal tersebut, Hatta mengungkapkan, pemerintah akan mengeluarkan skema baru untuk merangsang investasi di sektor EOR terutama investor kelas menengah nasional, contohnya melalui skema insentif pembagian hasil.
“Dalam dua minggu skema draf itu akan selesai sehingga kita bisa mengenjot Pertamina untuk bisa bekerjasama dengan pola yang tidak terlalu njelimet, akan tetapi akuntabilitasnya tetap terjaga,” imbuh Hatta.
Selain itu, dalam upaya meningkatkan lifting migas, pemerintah juga melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan eksplorasi. “Kita menginginkan (eksplorasi) meningkat karena nasib umur migas kita sangat tergantung pada upaya menemukan cadangan baru.
"Untuk itu maka pemerintah akan mencari formula baru yang memungkinkan daerah resiko tinggi (remote area) menjadi menarik dengan pola bagi hasil yang menarik dengan tetap mengutamakan kepentingan nasional kita,” urai Hatta.
Langkah lain yang dilakukan dalam peningkatan lifting migas adalah penggunaan energi terbarukan dan konversi energi serta mempercepat penggunaan gas.
“Target kita adalah kita bisa menahan laju penggunaan BBM Bersubsidi yang diperkirakan terus meningkat dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat. Pada 2014 PLTP kita targetkan sudah diatas 2.000-an Megawatt,” jelas Hatta.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa kepada wartawan seusai Sidang Kabinet Paripurna menjelaskan, terkait dengan lifting migas, pemerintah mentargetkan pada 2014 mendatang produksi migas di dalam negeri sudah harus mencapai 1 juta barrel baik dari sisi gas maupun crude oil.
“Target kita pada 2014 sudah harus mencapai 1 juta barel oil yang datang dari dua sisi yaitu Cepu dan Enhanced Oil Recovery (EOR),” papar Hatta di istana Presiden, Jakarta, Kamis (14/2/2013).
Berkaitan dengan hal tersebut, Hatta mengungkapkan, pemerintah akan mengeluarkan skema baru untuk merangsang investasi di sektor EOR terutama investor kelas menengah nasional, contohnya melalui skema insentif pembagian hasil.
“Dalam dua minggu skema draf itu akan selesai sehingga kita bisa mengenjot Pertamina untuk bisa bekerjasama dengan pola yang tidak terlalu njelimet, akan tetapi akuntabilitasnya tetap terjaga,” imbuh Hatta.
Selain itu, dalam upaya meningkatkan lifting migas, pemerintah juga melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan eksplorasi. “Kita menginginkan (eksplorasi) meningkat karena nasib umur migas kita sangat tergantung pada upaya menemukan cadangan baru.
"Untuk itu maka pemerintah akan mencari formula baru yang memungkinkan daerah resiko tinggi (remote area) menjadi menarik dengan pola bagi hasil yang menarik dengan tetap mengutamakan kepentingan nasional kita,” urai Hatta.
Langkah lain yang dilakukan dalam peningkatan lifting migas adalah penggunaan energi terbarukan dan konversi energi serta mempercepat penggunaan gas.
“Target kita adalah kita bisa menahan laju penggunaan BBM Bersubsidi yang diperkirakan terus meningkat dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat. Pada 2014 PLTP kita targetkan sudah diatas 2.000-an Megawatt,” jelas Hatta.
(gpr)