Bawang merah terkena efek psikologis bawang putih
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menuturkan, kenaikan harga bawang putih memiliki efek psikologis luar biasa yang menyebabkan harga bawang merah juga ikut meroket.
"Ini disebabkan faktor psikologis yang disebabkan kenaikan bawang putih," ungkap Sekretaris Ditjen P2HP Kementan, Yasin Taufik dalam acara Polemik Sindo Radio di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (16/3/2013).
Yasin menambahkan, efek psikologis dari kenaikan harga bawang putih ini juga bisa 'menular' ke produk-produk hortikultura lainnya. Kecenderungan penyebaran kenaikan harga ini pun telah mulai menjangkiti buah-buahan. "Sepertinya begitu, ada kecenderungan naik terhadap produk-produk hortikultura lain, misalnya buah-buahan," tutur dia.
Karena itu, pihaknya segera mengambil langkah cepat bersama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menstabilkan harga bawang putih sehingga 'penularan' kenaikan harga ini bisa dihentikan. "Sekarang kita mencoba konsolidasi dengan Kemendag," ucapnya.
Setelah Kemendag dan Kementan berkoordinasi, bawang putih impor segera masuk dan menambah stok di dalam negeri dalam waktu dekat. "Seharusnya dalam waktu singkat keluar SPI (Surat Persetujuan Impor). Begitu lima hari harus sudah dilakukan (impor)," tutupnya.
Seperti diketahui, dalam sepekan terakhir, harga komoditas bawang putih dan bawang merah benar-benar menghimpit masyarakat. Harga dua komoditi bawah putih dan bawang merah naik hingga 100 persen. Akibatnya, omzet pedagang menurun hingga 25 persen.
Jika dalam kondisi normal bawang putih dijual dengan harga Rp20 ribu hingga Rp22 ribu per kg. Namun, saat ini bawang putih dijual dengan harga Rp44 ribu sampai Rp50 ribu per kg, bahkan di beberapa daerah sudah ada yang menyentuh Rp80 ribu per kg. Sementara, harga bawang merah yang awalnya dijual Rp20 ribu sampai Rp23 ribu per kg, kini naik mencapai Rp50 ribu hingga Rp55 ribu per kg.
"Ini disebabkan faktor psikologis yang disebabkan kenaikan bawang putih," ungkap Sekretaris Ditjen P2HP Kementan, Yasin Taufik dalam acara Polemik Sindo Radio di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (16/3/2013).
Yasin menambahkan, efek psikologis dari kenaikan harga bawang putih ini juga bisa 'menular' ke produk-produk hortikultura lainnya. Kecenderungan penyebaran kenaikan harga ini pun telah mulai menjangkiti buah-buahan. "Sepertinya begitu, ada kecenderungan naik terhadap produk-produk hortikultura lain, misalnya buah-buahan," tutur dia.
Karena itu, pihaknya segera mengambil langkah cepat bersama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menstabilkan harga bawang putih sehingga 'penularan' kenaikan harga ini bisa dihentikan. "Sekarang kita mencoba konsolidasi dengan Kemendag," ucapnya.
Setelah Kemendag dan Kementan berkoordinasi, bawang putih impor segera masuk dan menambah stok di dalam negeri dalam waktu dekat. "Seharusnya dalam waktu singkat keluar SPI (Surat Persetujuan Impor). Begitu lima hari harus sudah dilakukan (impor)," tutupnya.
Seperti diketahui, dalam sepekan terakhir, harga komoditas bawang putih dan bawang merah benar-benar menghimpit masyarakat. Harga dua komoditi bawah putih dan bawang merah naik hingga 100 persen. Akibatnya, omzet pedagang menurun hingga 25 persen.
Jika dalam kondisi normal bawang putih dijual dengan harga Rp20 ribu hingga Rp22 ribu per kg. Namun, saat ini bawang putih dijual dengan harga Rp44 ribu sampai Rp50 ribu per kg, bahkan di beberapa daerah sudah ada yang menyentuh Rp80 ribu per kg. Sementara, harga bawang merah yang awalnya dijual Rp20 ribu sampai Rp23 ribu per kg, kini naik mencapai Rp50 ribu hingga Rp55 ribu per kg.
(izz)