Pengamat: Hemat 30 persen harga BBM impor
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat energi dari ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan, langkah pemerintah melakukan impor minyak mentah dari Irak akan memiliki keuntungan jika dilakukan untuk tujuan diversifikasi impor BBM. Namun, jika hanya untuk menggantikan lifting yang tidak terpenuhi hanya kegiatan sia-sia.
Menurutnya, dengan melakukan impor minyak mentah, pemerintah dapat menghemat 25 persen sampai 30 persen dari harga BBM impor. Selain itu, ada keuntungan tidak langsung yang diperoleh pemerintah, yakni menambah lapangan pekerja penerimaan pajak .
"Kalau hitungan transaksi saja tidak besar, tapi kalau keseluruhan lebih tinggi," katanya, Senin (18/3/2013).
Seperti diketahui rata-rata konsumsi BBM sekitar 1,3-1,4 juta bph. Sementara, kapasitas terpasang kilang BBM yang ada sekarang baru 1,1 juta kl. Tetapi, yang efektif baru 900 ribu bph. Untuk memenuhi sisa itu maka pemerintah melakukan minyak baik dalam bentuk minyak mentah maupun sudah jadi.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah dipastikan akan mendapat kepastian impor minyak mentah dari Irak sebanyak 35-65 ribu barel per hari (bph) mulai Mei 2013. Nantinya, minyak tersebut akan diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM), sehingga masuk ke dalam negeri sudah dalam bentuk jadi.
"Kita memang sudah tandatangan nota kesepahaman antara perusahaan migas Irak dengan Pertamina," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo.
Menurutnya, dengan melakukan impor minyak mentah, pemerintah dapat menghemat 25 persen sampai 30 persen dari harga BBM impor. Selain itu, ada keuntungan tidak langsung yang diperoleh pemerintah, yakni menambah lapangan pekerja penerimaan pajak .
"Kalau hitungan transaksi saja tidak besar, tapi kalau keseluruhan lebih tinggi," katanya, Senin (18/3/2013).
Seperti diketahui rata-rata konsumsi BBM sekitar 1,3-1,4 juta bph. Sementara, kapasitas terpasang kilang BBM yang ada sekarang baru 1,1 juta kl. Tetapi, yang efektif baru 900 ribu bph. Untuk memenuhi sisa itu maka pemerintah melakukan minyak baik dalam bentuk minyak mentah maupun sudah jadi.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah dipastikan akan mendapat kepastian impor minyak mentah dari Irak sebanyak 35-65 ribu barel per hari (bph) mulai Mei 2013. Nantinya, minyak tersebut akan diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM), sehingga masuk ke dalam negeri sudah dalam bentuk jadi.
"Kita memang sudah tandatangan nota kesepahaman antara perusahaan migas Irak dengan Pertamina," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo.
(izz)