Bahas ekonomi, Menkeu AS datangi presiden baru China
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Jack Lew hari ini bertemu dengan Presiden baru China Xi Jinping, di saat hubungan kedua negara ekonomi terbesar di dunia itu kritis.
Dilansir Reuters, Selasa (19/3/2013), agenda pembicaraan kedua negara membahas masalah ekonomi, mulai dari hacking cyber, akses pasar dan tingginya mata uang China.
"Saya bisa mengatakan kami memiliki koneksi mulus. Dalam hubungan China-AS kami memiliki kepentingan sama yang sangat besar, tapi tentu saja tak terhindarkan kita memiliki beberapa perbedaan," kata Xi.
Sementara Lew mengatakan, kedua negara memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan pertumbuhan global, dan menyerukan China untuk meningkatkan permintaan domestik guna membantu keseimbangan global.
"Presiden (AS) secara tegas berkomitmen membangun hubungan kekuatan yang berkembang, di mana kita bekerja sama dalam isu-isu kepentingan ekonomi strategis. Kita memahami masing-masing harus memenuhi tanggung jawab sendiri. Tetapi kita juga harus mengelola perbedaan-perbedaan," ujarnya.
Amerika berkeinginan China bergerak ke arah ekonomi dengan orientasi lebih banyak pada investasi konsumen dan mendorong pertumbuhan ekspor yang telah memberikan kontribusi terhadap rekor tertinggi defisit perdagangan AS-China sebesar USD315 miliar tahun lalu.
Lew juga menyerukan kedua negara untuk mengurangi hambatan perdagangan dan investasi, tetapi tidak menyebutkan kekhawatiran tentang undervalued mata uang yuan China, menjadi perhatian utama bagi anggota parlemen AS.
Seperti diketahui, perusahaan-perusahaan AS menghadapi hambatan untuk berinvestasi di sektor China, sebaliknya mereka mengeluhkan Amerika telah memblok investasi China secara tidak adil dengan alasan keamanan nasional.
Pertemuan Xi dengan pejabat asing senior adalah yang pertama sejak resmi terpilih sebagai presiden oleh parlemen China, Kamis, 14 Maret 2013. Sementara bagi Lew, ini perjalanan asing pertama sejak menunjukkan pentingnya hubungan kedua negara.
Dilansir Reuters, Selasa (19/3/2013), agenda pembicaraan kedua negara membahas masalah ekonomi, mulai dari hacking cyber, akses pasar dan tingginya mata uang China.
"Saya bisa mengatakan kami memiliki koneksi mulus. Dalam hubungan China-AS kami memiliki kepentingan sama yang sangat besar, tapi tentu saja tak terhindarkan kita memiliki beberapa perbedaan," kata Xi.
Sementara Lew mengatakan, kedua negara memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan pertumbuhan global, dan menyerukan China untuk meningkatkan permintaan domestik guna membantu keseimbangan global.
"Presiden (AS) secara tegas berkomitmen membangun hubungan kekuatan yang berkembang, di mana kita bekerja sama dalam isu-isu kepentingan ekonomi strategis. Kita memahami masing-masing harus memenuhi tanggung jawab sendiri. Tetapi kita juga harus mengelola perbedaan-perbedaan," ujarnya.
Amerika berkeinginan China bergerak ke arah ekonomi dengan orientasi lebih banyak pada investasi konsumen dan mendorong pertumbuhan ekspor yang telah memberikan kontribusi terhadap rekor tertinggi defisit perdagangan AS-China sebesar USD315 miliar tahun lalu.
Lew juga menyerukan kedua negara untuk mengurangi hambatan perdagangan dan investasi, tetapi tidak menyebutkan kekhawatiran tentang undervalued mata uang yuan China, menjadi perhatian utama bagi anggota parlemen AS.
Seperti diketahui, perusahaan-perusahaan AS menghadapi hambatan untuk berinvestasi di sektor China, sebaliknya mereka mengeluhkan Amerika telah memblok investasi China secara tidak adil dengan alasan keamanan nasional.
Pertemuan Xi dengan pejabat asing senior adalah yang pertama sejak resmi terpilih sebagai presiden oleh parlemen China, Kamis, 14 Maret 2013. Sementara bagi Lew, ini perjalanan asing pertama sejak menunjukkan pentingnya hubungan kedua negara.
(dmd)