Pendapatan Intiland Development naik 34,38%
A
A
A
Sindonews.com - PT Intiland Development Tbk (DILD) berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,26 triliun. Hal ini seiring dengan pertumbuhan industri properti nasional pada 2012 yang berkembang sangat pesat.
"Berdasarkan laporan keuangan 2012, Intiland membukukan pendapatan sebesar Rp1,26 triliun. Jumlah tersebut meningkat 34,38 persen dibandingkan pendapatan 2011 sebesar Rp939,16 miliar," kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi DILD, Archied Noto Pradono dalam keterangan yang diterima Sindonews, Jumat (29/3/2013).
Jumlah tersebut, kata dia, ditunjang perolehan pendapatan dari sejumlah pos penjualan unit properti yang dibangun perseroan.
"Pendapatan dari pengembangan (development income) memberikan kontribusi sebesar Rp1,13 triliun atau 89,3 persen. Sementara pendapatan berkelanjutan (re-curring income) mencapai Rp135,15 miliar, naik 7,9 persen dibandingkan 2011," terangnya.
Menurutnya, pendapatan berkelanjutan ini memberikan kontribusi sebesar 10,7 persen dari total nilai pendapatan 2012. Jika dibandingkan kontribusi 2011 sebesar 12,9 persen, kontribusi pendapatan berkelanjutan mengalami penurunan pada 2012.
Namun, penurunan ini disebabkan adanya lonjakan yang signifikan dari hasil pendapatan pengembangan.
"Kami berupaya memperkuat kontribusi dari pendapatan berkelanjutan pada tahun-tahun mendatang lewat pengembangan gedung perkantoran dan perluasan jaringan hotel Intiwhiz. Kami menargetkan kontribusi pendapatan berkelanjutan akan semakin besar ke depan," jelas Archied.
Sementara, segmen pengembangannya, yakni township dan estate tercatat menjadi kontributor pendapatan terbesar hingga mencapai Rp595,59 miliar atau 47,2 persen dari total pendapatan.
Kontributor terbesar berikutnya berasal dari segmen pengembangan mixed-use dan highrise senilai Rp535,90 miliar atau 42,5 persen, dan kawasan industri sebesar Rp76,37 miliar atau 6,1 persen.
Pengelolaan lapangan golf dan sarana olah raga pada 2012 memberikan kontribusi Rp34,73 miliar atau 2,7 persen. Kontribusi segmen hospitality yang berasal dari pengelolaan jaringan hotel Intiwhiz memberikan kontribusi sebesar 1,5 persen senilai Rp19,44 miliar.
Melonjaknya nilai pendapatan 2012, secara langsung disebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap produk properti dari mulai perumahan, apartemen, perkantoran, kawasan industri, maupun perhotelan.
Potret ini tercermin pada tren pertumbuhan nilai pemasaran Intiland yang terjadi pada semua segmen bisnis. "Perseroan sepanjang 2012 membukukan nilai marketing sales sebesar Rp1,65 triliun, meningkat 41,2 persen dibandingkan perolehan 2011 sebesar Rp1,17 triliun," pungkas Archied.
"Berdasarkan laporan keuangan 2012, Intiland membukukan pendapatan sebesar Rp1,26 triliun. Jumlah tersebut meningkat 34,38 persen dibandingkan pendapatan 2011 sebesar Rp939,16 miliar," kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi DILD, Archied Noto Pradono dalam keterangan yang diterima Sindonews, Jumat (29/3/2013).
Jumlah tersebut, kata dia, ditunjang perolehan pendapatan dari sejumlah pos penjualan unit properti yang dibangun perseroan.
"Pendapatan dari pengembangan (development income) memberikan kontribusi sebesar Rp1,13 triliun atau 89,3 persen. Sementara pendapatan berkelanjutan (re-curring income) mencapai Rp135,15 miliar, naik 7,9 persen dibandingkan 2011," terangnya.
Menurutnya, pendapatan berkelanjutan ini memberikan kontribusi sebesar 10,7 persen dari total nilai pendapatan 2012. Jika dibandingkan kontribusi 2011 sebesar 12,9 persen, kontribusi pendapatan berkelanjutan mengalami penurunan pada 2012.
Namun, penurunan ini disebabkan adanya lonjakan yang signifikan dari hasil pendapatan pengembangan.
"Kami berupaya memperkuat kontribusi dari pendapatan berkelanjutan pada tahun-tahun mendatang lewat pengembangan gedung perkantoran dan perluasan jaringan hotel Intiwhiz. Kami menargetkan kontribusi pendapatan berkelanjutan akan semakin besar ke depan," jelas Archied.
Sementara, segmen pengembangannya, yakni township dan estate tercatat menjadi kontributor pendapatan terbesar hingga mencapai Rp595,59 miliar atau 47,2 persen dari total pendapatan.
Kontributor terbesar berikutnya berasal dari segmen pengembangan mixed-use dan highrise senilai Rp535,90 miliar atau 42,5 persen, dan kawasan industri sebesar Rp76,37 miliar atau 6,1 persen.
Pengelolaan lapangan golf dan sarana olah raga pada 2012 memberikan kontribusi Rp34,73 miliar atau 2,7 persen. Kontribusi segmen hospitality yang berasal dari pengelolaan jaringan hotel Intiwhiz memberikan kontribusi sebesar 1,5 persen senilai Rp19,44 miliar.
Melonjaknya nilai pendapatan 2012, secara langsung disebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap produk properti dari mulai perumahan, apartemen, perkantoran, kawasan industri, maupun perhotelan.
Potret ini tercermin pada tren pertumbuhan nilai pemasaran Intiland yang terjadi pada semua segmen bisnis. "Perseroan sepanjang 2012 membukukan nilai marketing sales sebesar Rp1,65 triliun, meningkat 41,2 persen dibandingkan perolehan 2011 sebesar Rp1,17 triliun," pungkas Archied.
(izz)