Harga naik, petani cabai nikmati keuntungan

Senin, 01 April 2013 - 10:17 WIB
Harga naik, petani cabai...
Harga naik, petani cabai nikmati keuntungan
A A A
Sindonews.com - Pasca melonjaknya harga bawang disinyalir harga cabai meroket tajam di pasaran, sehingga membuat beberapa petani di Kabupaten Musi Rawas (Mura) "panen" keuntungan.

Kenaikan kedua komoditi tersebut, khususnya cabai membuat hasil panen petani dibeli dengan harga cukup tinggi. Mardiono, petani cabai di Desa G1 Mataram, Kecamatan Tugumulyo mengatakan bahwa lahan kebun cabai yang dimilikinya seluas 0,5 hektar (ha).

Saat panen bisa mencapai 2 kuintal. Cabai hasil panen tersebut dijual seharga Rp21 ribu per kilogram (kg), jauh lebih mahal dibandingkan harga empat hari lalu Rp18.000 per kg.

"Sekarang harganya tinggi, jadi kita senang mendapatkan keuntungan mencapai Rp80 juta jika seluruh cabai terjual dengan harga yang tinggi. Kalau dipikir-pikir, kita juga sebagai petani ingin mendapatkan keuntungan jauh lebih besar kendati di sana-sini konsumen mengeluhkan tingginya harga," kata dia di Muarabeliti, Sumatera Selatan (Senin, 1/4/2013).

Menurutnya, hasil panen cabai selain dijual langsung ke pedagang di pasar tradisional di Kabupaten Mura , juga ke provinsi Jambi. "Ini saya setor ke Pasar B, Pasar Satelit dan ke Provinsi Jambi. Ada juga mereka datang dan mengambilnya langsung ke sini," ungkapnya.

Senada diungkapkan petani cabai di Kecamatan Sumber Harta, Beni. Dia menuturkan, kenaikan harga cabai saat ini membuatnya meraup keuntungan dua kali lipat. "Tadinya sebelum harga cabai naik per kg Rp15.000, sekarang per kg Rp35.000," ungkap dia.

Beni menjelaskan, lahan yang dimiliknya seluas 0,4 ha, dengan hasil panen cabai bisa mencapai 1 kuintal. Jika ditaksir dan dijual per kg senilai Rp22.000, maka pendapatannya bisa mencapai Rp2,2 juta.

Jumlah itu bisa meningkat karena harga diprediksi masih akan naik. Di samping itu, kondisi cuaca turut mempengaruhi harga cabai di pasaran. "Jika cuaca hujan terus pasti harga cabai meningkat karena musim hujan cabai cepat busuk dan tidak laku di pasaran," pungkasnya.

(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0863 seconds (0.1#10.140)