Angkut daging, kereta tua akan dilengkapi freezer
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan pasokan daging dalam negeri. Upaya tersebut salah satunya dengan ‘menyulap’ gerbong-gerbong kereta tua sebagai alat angkut ternak.
Tidak hanya ternak hidup, gerbong-gerbong kereta tua itu akan mengangkut daging-daging yang telah dibekukan. Untuk memudahkan, gerbong tua tersebut akan diberi freezer khusus sehingga daging beku yang sudah dipotong di rumah pemotongan hewan (RPH) bisa diangkut dan distribusikan.
“Yang tua-tua kita modifikasi untuk dipakai angkut ternak. Termasuk yang daging beku. Jadi keretanya harus punya pendingin. Sudah kita bikin, mudah-mudahan tahun ini selesai,” ujar Menteri Perhubungan EE Mangindaan usai menghadiri rapat koordinasi (rakor) Ketahanan Pangan, di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (5/4/2013).
Mangindaan menambahkan, pemakaian kereta tua sebagai alat ternak, baru akan diberlakukan di Pulau Jawa. Sebagian besar daging potong dari RPH yang berada di Jawa Timur seperti Pasuruan dan Jember diharapkan bisa memakai fasilitas ini sehingga pasokan daging bisa tercukupi. “Nanti tergantung Dirjen Peternakan dan Perdagangan mau diangkut kemana,” imbuhnya.
Selain menggunakan kereta api, pengangkut ternak hidup juga diupayakan dengan sarana lain yakni kapal laut. Untuk itu, pemerintah telah meminta PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) untuk mewujudkan hal tersebut.
Penggunaan kapal laut tersebut akan memudahkan distribusi ternak dari Indonesia timur ke barat. Sebagai catatan, wilayah Indonesia timur seperti Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu sentra ternak sapi.
“Sekarang sudah ada beberapa kapal yang lama yang punya Pelni untuk dimodifikasi untuk angkut ternak. Tahun ini ada dua atau tiga (kapal) lagi kita selesaikan,” tandasnya.
Tidak hanya ternak hidup, gerbong-gerbong kereta tua itu akan mengangkut daging-daging yang telah dibekukan. Untuk memudahkan, gerbong tua tersebut akan diberi freezer khusus sehingga daging beku yang sudah dipotong di rumah pemotongan hewan (RPH) bisa diangkut dan distribusikan.
“Yang tua-tua kita modifikasi untuk dipakai angkut ternak. Termasuk yang daging beku. Jadi keretanya harus punya pendingin. Sudah kita bikin, mudah-mudahan tahun ini selesai,” ujar Menteri Perhubungan EE Mangindaan usai menghadiri rapat koordinasi (rakor) Ketahanan Pangan, di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (5/4/2013).
Mangindaan menambahkan, pemakaian kereta tua sebagai alat ternak, baru akan diberlakukan di Pulau Jawa. Sebagian besar daging potong dari RPH yang berada di Jawa Timur seperti Pasuruan dan Jember diharapkan bisa memakai fasilitas ini sehingga pasokan daging bisa tercukupi. “Nanti tergantung Dirjen Peternakan dan Perdagangan mau diangkut kemana,” imbuhnya.
Selain menggunakan kereta api, pengangkut ternak hidup juga diupayakan dengan sarana lain yakni kapal laut. Untuk itu, pemerintah telah meminta PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) untuk mewujudkan hal tersebut.
Penggunaan kapal laut tersebut akan memudahkan distribusi ternak dari Indonesia timur ke barat. Sebagai catatan, wilayah Indonesia timur seperti Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu sentra ternak sapi.
“Sekarang sudah ada beberapa kapal yang lama yang punya Pelni untuk dimodifikasi untuk angkut ternak. Tahun ini ada dua atau tiga (kapal) lagi kita selesaikan,” tandasnya.
(gpr)