Hipmi kembangkan 100 ha lahan singkong
A
A
A
Sindonews.com - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) akan mengembangkan 100 hektare (ha) lahan singkong di Lampung melalui program 'Hipmi goes to farm' dengan nilai investasi Rp2,5 miliar.
"Pemerintah kan mencanangkan 1 juta ha program ketahanan pangan. Sekarang ini pilot projeknya adalah singkong di Lampung. Di mana tahap awal adalah 100 ha kerja sama dengan PT Lampung Kasava Agro yang selama ini sudah punya pengalaman dan teruji," kata Sekjen Hipmi, Harry Warganegara Harun usai MoU antara Hipmi dengan PT Lampung Kasava Agro di gedung Palma one, Senin (8/4/2013).
Harry mengatakan, kedepan program Hipmi tidak hanya budidaya singkong tetapi juga tepung. Saat ini Hipmi sedang menjajaki kerja sama dengan Sampoerna Group. "Untuk singkong programnya adalah memanfaatkan lahan yang memang tidak termanfaatkan, sehingga menghasilkan," ujarnya.
Menurutnya, dari 100 ha kebun singkong yang dimanfaatkan, setiap 1 ha nilai investasi mencapai Rp25 juta. Maka keuntungan yang dihasilkan diperkirakan mencapai 70-75 juta untuk satu musim tanam.
Kabid Agribisnis dan Kelautan BPP Hipmi, Desi Arianti menuturkan, dengan potensi Lampung sebagai salah satu penghasil terbesar singkong nasional, pihaknya mendorong agar pengusaha muda lebih tertarik di bidang agribisnis.
"Melalui MoU hari ini, program Hipmi 'goes to farm' sudah kami presentasikan ke pengurus pusat. Saya dan sekjen Hipmi sudah setuju investasi masing-masing 10 ha, langkah ini mudah-mudahan diikuti pengurus maupun anggota yang lain," kata Desi.
Sementara, perwakilan PT Lampung Kasava Agro, Resi Bohang mengatakan, provinsi Lampung dalam sekali panen mampu menghasilkan 9 juta ton. Sementara kebutuhan singkong di Lampung setiap tahun mencapai 14 juta ton.
Resi optimis dengan menggandeng Hipmi sebagai mitra, akan lebih memudahkan untuk mencarikan investor dari anggotanya untuk berbisnis di sektor agribisnis.
"Jangan salah bahwa singkong bukanlah makanan kampungan. Jika diolah dan dikemas dengan baik terbukti menghasilkan keuntungan yang berlipat," pungkas Resi.
"Pemerintah kan mencanangkan 1 juta ha program ketahanan pangan. Sekarang ini pilot projeknya adalah singkong di Lampung. Di mana tahap awal adalah 100 ha kerja sama dengan PT Lampung Kasava Agro yang selama ini sudah punya pengalaman dan teruji," kata Sekjen Hipmi, Harry Warganegara Harun usai MoU antara Hipmi dengan PT Lampung Kasava Agro di gedung Palma one, Senin (8/4/2013).
Harry mengatakan, kedepan program Hipmi tidak hanya budidaya singkong tetapi juga tepung. Saat ini Hipmi sedang menjajaki kerja sama dengan Sampoerna Group. "Untuk singkong programnya adalah memanfaatkan lahan yang memang tidak termanfaatkan, sehingga menghasilkan," ujarnya.
Menurutnya, dari 100 ha kebun singkong yang dimanfaatkan, setiap 1 ha nilai investasi mencapai Rp25 juta. Maka keuntungan yang dihasilkan diperkirakan mencapai 70-75 juta untuk satu musim tanam.
Kabid Agribisnis dan Kelautan BPP Hipmi, Desi Arianti menuturkan, dengan potensi Lampung sebagai salah satu penghasil terbesar singkong nasional, pihaknya mendorong agar pengusaha muda lebih tertarik di bidang agribisnis.
"Melalui MoU hari ini, program Hipmi 'goes to farm' sudah kami presentasikan ke pengurus pusat. Saya dan sekjen Hipmi sudah setuju investasi masing-masing 10 ha, langkah ini mudah-mudahan diikuti pengurus maupun anggota yang lain," kata Desi.
Sementara, perwakilan PT Lampung Kasava Agro, Resi Bohang mengatakan, provinsi Lampung dalam sekali panen mampu menghasilkan 9 juta ton. Sementara kebutuhan singkong di Lampung setiap tahun mencapai 14 juta ton.
Resi optimis dengan menggandeng Hipmi sebagai mitra, akan lebih memudahkan untuk mencarikan investor dari anggotanya untuk berbisnis di sektor agribisnis.
"Jangan salah bahwa singkong bukanlah makanan kampungan. Jika diolah dan dikemas dengan baik terbukti menghasilkan keuntungan yang berlipat," pungkas Resi.
(izz)