500 ton beras di Polman menumpuk di penggilingan
A
A
A
Sindonews.com - Para pengusaha penggilingan padi di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) yang tergabung dalam Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), mengancam akan melakukan aksi demontrasi di Kantor Bulog Drive IV Polman. Ancaman tersebut dilakukan menyusul ribuan ton beras yang sudah digiling menumpuk karena tidak terserap oleh Bulog.
“Para pengusaha penggilingan padi mengeluh karena beras mereka menumpuk di gudang dan terancam rusak. Alasan Bulog menolah beras Perpadi karena gudang penuh. Kalau ini tidak dihiraukan, kami bisa rugi,” ujar Ketua Perpadi Polman, Bahrun Bando, di Makassar, Kamis (11/4/2013).
Dia menuturkan, alasan Bulog yang menolak beras perpadi karena tiga unit gudang Bulog yang membawahi wilayah Polman, Mamasa dan Majene sedang penuh, menurut Bahrun tidak bisa dibenarkan. Sebab, pemerintah berkewajiban secara nasional menyerap setiap gabah petani.
Bahrun menyebutkan, saat ini ada sekitar 500 ton beras menumpuk dan tidak terserap oleh bulog. Sementara para pengusaha penggilingan juga terancam merugi lantaran ratusan ton beras gabah yang mereka tampung dari petani tak bisa diserap.
“Saat ini, ada 500 ton beras tidak terserap. Diperkirakan, satu minggu kedepan, sudah ada ribuan ton beras yang akan menumpuk jika bulog tak segera memenuhi kewajiabnnya menyerap gabah petani yang saat ini sedang memasuki puncak musim panen,” terang Bahrun.
Rencananya, aksi tersebut akan dilakukan hari ini, namun para pengusana yang tergabung dalam Perpadi menunda hingga pekan depan jika dalam pekan ini beras tersebut belum ditampung.
“Para pengusaha penggilingan padi mengeluh karena beras mereka menumpuk di gudang dan terancam rusak. Alasan Bulog menolah beras Perpadi karena gudang penuh. Kalau ini tidak dihiraukan, kami bisa rugi,” ujar Ketua Perpadi Polman, Bahrun Bando, di Makassar, Kamis (11/4/2013).
Dia menuturkan, alasan Bulog yang menolak beras perpadi karena tiga unit gudang Bulog yang membawahi wilayah Polman, Mamasa dan Majene sedang penuh, menurut Bahrun tidak bisa dibenarkan. Sebab, pemerintah berkewajiban secara nasional menyerap setiap gabah petani.
Bahrun menyebutkan, saat ini ada sekitar 500 ton beras menumpuk dan tidak terserap oleh bulog. Sementara para pengusaha penggilingan juga terancam merugi lantaran ratusan ton beras gabah yang mereka tampung dari petani tak bisa diserap.
“Saat ini, ada 500 ton beras tidak terserap. Diperkirakan, satu minggu kedepan, sudah ada ribuan ton beras yang akan menumpuk jika bulog tak segera memenuhi kewajiabnnya menyerap gabah petani yang saat ini sedang memasuki puncak musim panen,” terang Bahrun.
Rencananya, aksi tersebut akan dilakukan hari ini, namun para pengusana yang tergabung dalam Perpadi menunda hingga pekan depan jika dalam pekan ini beras tersebut belum ditampung.
(gpr)