PTPN VII berharap harga sawit petani diseragamkan
PTPN VII berharap harga sawit petani diseragamkan
A
A
A
Sindonews.com - Manager Distrik PTPN VII Budi Susanto, didampingi humas Kamto menuturkan, pihaknya secara berkelanjutan terus menginformasikan harga beli sawit kepada seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) atau Koperasi dari unit I sampai VIII setiap dua kali dalam sebulan.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pembinaan kepada para petani plasma. Hal tersebut bertujuan, untuk menginformasikan bahwa PTPN VII telah membeli sawit dengan harga yang cukup tinggi dan sesuai dengan ketetapan Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel)
"Kami tidak bisa seenaknya menetapkan harga. Sebab, harga kami sudah ditetapkan oleh pemerintah. Jadi, sudah jelas jika kami selalu diawasi dan dikontrol," terang Budi di Muaraenim, Minggu (14/4/2013).
Saat ini, lanjut Budi, untuk harga periode I, bulan April 2013, yang ditetapkan oleh Disbun Sumsel Rp1.308/kg. Harga ini, tertinggi untuk tahun tanam 10-20 tahun. "Harga ini akan berubah-rubah setiap 15 hari sekali," papar Budi.
Manajer Sungai Lengi Tanaman (Suta), Panani menambahkan, saat ini harga sawit mulai membaik. Namun yang menjadi permasalahan di lapangan adalah saat harga sawit dunia membaik para petani berlomba-lomba menjual sawitnya ke pabrik yang memberikan harga lebih tinggi.
Namun jika harganya turun seperti pada saat panen raya, para petani berbondong-bondong menjual ke PTPN VII sebab pabrik swasta tidak mau membeli mahal karena kebun mereka sendiri kebanjiran buahnya.
Dampaknya, pihaknya kewalahan dan sering disalahkan tidak mau membeli sawit masyarakat. Kedepan, ia ingin pemerintah mempunyai aturan yang tegas yang mewajibkan seluruh perusahaan yang mempunyai pabrik CPO, untuk membeli sawit masyarakat dengan harga sama.
Sehingga, petani bisa menjual di mana saja karena harganya sama. Pihaknya juga sadar dan ingin masyarakat tidak dirugikan, tetapi petani terutama plasma juga harus mengerti untuk saling membantu.
"Kami sudah kumpulkan semua pengurus koperasi dan petani plasma, bahwa kita beli sawit dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah," tukasnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pembinaan kepada para petani plasma. Hal tersebut bertujuan, untuk menginformasikan bahwa PTPN VII telah membeli sawit dengan harga yang cukup tinggi dan sesuai dengan ketetapan Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel)
"Kami tidak bisa seenaknya menetapkan harga. Sebab, harga kami sudah ditetapkan oleh pemerintah. Jadi, sudah jelas jika kami selalu diawasi dan dikontrol," terang Budi di Muaraenim, Minggu (14/4/2013).
Saat ini, lanjut Budi, untuk harga periode I, bulan April 2013, yang ditetapkan oleh Disbun Sumsel Rp1.308/kg. Harga ini, tertinggi untuk tahun tanam 10-20 tahun. "Harga ini akan berubah-rubah setiap 15 hari sekali," papar Budi.
Manajer Sungai Lengi Tanaman (Suta), Panani menambahkan, saat ini harga sawit mulai membaik. Namun yang menjadi permasalahan di lapangan adalah saat harga sawit dunia membaik para petani berlomba-lomba menjual sawitnya ke pabrik yang memberikan harga lebih tinggi.
Namun jika harganya turun seperti pada saat panen raya, para petani berbondong-bondong menjual ke PTPN VII sebab pabrik swasta tidak mau membeli mahal karena kebun mereka sendiri kebanjiran buahnya.
Dampaknya, pihaknya kewalahan dan sering disalahkan tidak mau membeli sawit masyarakat. Kedepan, ia ingin pemerintah mempunyai aturan yang tegas yang mewajibkan seluruh perusahaan yang mempunyai pabrik CPO, untuk membeli sawit masyarakat dengan harga sama.
Sehingga, petani bisa menjual di mana saja karena harganya sama. Pihaknya juga sadar dan ingin masyarakat tidak dirugikan, tetapi petani terutama plasma juga harus mengerti untuk saling membantu.
"Kami sudah kumpulkan semua pengurus koperasi dan petani plasma, bahwa kita beli sawit dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah," tukasnya.
(gpr)
Explore More