Solar langka, pengusaha logistik protes
A
A
A
Sindonews.com - Pengusaha logistik mengeluhkan terjadinya kelangkaan solar di beberapa daerah dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini dinilai merugikan para pengusaha.
Menurut Wakil Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto, kelangkaan solar tidak hanya terjadi di Jawa, melainkan juga di Sumatera dan Kalimantan. "Kita protes, tapi sekarang di Jawa mulai berangsur membaik, mulai tidak ada pembatasan. Untuk Sumatera dan Kalimantan masih terjadi kelangkaan," katanya saat dihubungi Sindonews, Senin (15/4/2013).
Menurutnya, jika pemerintah ingin mencabut subsidi untuk solar, sebaiknya duduk bersama dengan para pengusaha. Para pengusaha siap memberikan masukan dan solusi agar tidak merugikan semua pihak.
"Kalau ukurannya kebijakan populer, ya tingga dicek saja kebijakan mana yang paling populer," ujarnya.
Pihaknya mengusulkan agar biaya solar bagi industri logistik harus tetap disubsidi saat ini, karena jika tidak disubsidi akan memicu inflasi. Keberadaan solar sangat penting bagi semua industri.
"Karena, dari seluruh biaya logistik, sebanyak 60-70 persen adalah biaya transportasi. Sisanya 30-40 persen adalah warehousing, SDM, IT, dan sebagainya. Jadi, biaya transportasi itu mendominasi dalam total biaya logistik dari sebuah industri yang distribusinya menyebar di seluruh Indonesia termasuk bahan pokok," jelas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, kelangkaan solar sempat terjadi dibeberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Pantura Jawa Tengah (Jateng), Magelang, dan Kulonprogo. Di daerah lainnya, seperti di Sukoharjo, juga terjadi kelangkaan solar.
Menurut Wakil Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto, kelangkaan solar tidak hanya terjadi di Jawa, melainkan juga di Sumatera dan Kalimantan. "Kita protes, tapi sekarang di Jawa mulai berangsur membaik, mulai tidak ada pembatasan. Untuk Sumatera dan Kalimantan masih terjadi kelangkaan," katanya saat dihubungi Sindonews, Senin (15/4/2013).
Menurutnya, jika pemerintah ingin mencabut subsidi untuk solar, sebaiknya duduk bersama dengan para pengusaha. Para pengusaha siap memberikan masukan dan solusi agar tidak merugikan semua pihak.
"Kalau ukurannya kebijakan populer, ya tingga dicek saja kebijakan mana yang paling populer," ujarnya.
Pihaknya mengusulkan agar biaya solar bagi industri logistik harus tetap disubsidi saat ini, karena jika tidak disubsidi akan memicu inflasi. Keberadaan solar sangat penting bagi semua industri.
"Karena, dari seluruh biaya logistik, sebanyak 60-70 persen adalah biaya transportasi. Sisanya 30-40 persen adalah warehousing, SDM, IT, dan sebagainya. Jadi, biaya transportasi itu mendominasi dalam total biaya logistik dari sebuah industri yang distribusinya menyebar di seluruh Indonesia termasuk bahan pokok," jelas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, kelangkaan solar sempat terjadi dibeberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Pantura Jawa Tengah (Jateng), Magelang, dan Kulonprogo. Di daerah lainnya, seperti di Sukoharjo, juga terjadi kelangkaan solar.
(izz)