Adaro targetkan produksi batu bara 53 juta ton
A
A
A
Sindonews.com - Sepanjang tahun 2013, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menargetkan pertumbuhan produksi batu bara perseroan bisa mencapai 50-53 juta ton.
Corporate Secretary ADRO, Devindra Ratzarwin menerangkan, target produksi batu bara tersebut naik tipis dari target produksi tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, target produksi batu bara perseroan tercatat sebanyak 47-50 juta ton.
"Dari target 47-50 juta ton (revisi) di tahun lalu, perseroan berhasil memproduksi 47,2 juta ton dari target yang semula mencapai 51 juta ton, namun direvisi menjadi hingga 50 juta ton," paparnya usai RUPST di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (19/4/2013).
Lebih lanjut Devindra menegaskan, optimisme perusahaan tambang batu bara tersebut bahwa target produksi yang tengah dicanangkan dapat tercapai pada tahun ini, meski pasar batu bara dunia belum menunjukkan tanda-tanda pembalikan arah yang stabil.
"Kami optimis dapat tercapai walaupun di tengah harga batu bara sedang terjadi penurunan," tegasnya.
Sementara sepanjang tahun 2012, perseroan mencatatkan pendapatan usaha konsolidasi sebesar USD3,72 Miliar atau turun 6,6 persen dibanding 2011 sebesar USD 3,99 Miliar.
Presiden Direktur ADRO, Garibaldi Tohir menerangkan, penurunan juga terjadi pada laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk, dimana tercata sebesar USD385,3 juta atau turun 30 persen UDS 550,35 juta di tahun 2011.
"Penurunan terjadi disebabkan, penurunan volume penjualan, dan harga jual rata-rata yang lebih rendah dari tahun sebelumnya yang dikarenakan kondisi pasar batubara yang belum kondusif," ujarnya.
Corporate Secretary ADRO, Devindra Ratzarwin menerangkan, target produksi batu bara tersebut naik tipis dari target produksi tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, target produksi batu bara perseroan tercatat sebanyak 47-50 juta ton.
"Dari target 47-50 juta ton (revisi) di tahun lalu, perseroan berhasil memproduksi 47,2 juta ton dari target yang semula mencapai 51 juta ton, namun direvisi menjadi hingga 50 juta ton," paparnya usai RUPST di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (19/4/2013).
Lebih lanjut Devindra menegaskan, optimisme perusahaan tambang batu bara tersebut bahwa target produksi yang tengah dicanangkan dapat tercapai pada tahun ini, meski pasar batu bara dunia belum menunjukkan tanda-tanda pembalikan arah yang stabil.
"Kami optimis dapat tercapai walaupun di tengah harga batu bara sedang terjadi penurunan," tegasnya.
Sementara sepanjang tahun 2012, perseroan mencatatkan pendapatan usaha konsolidasi sebesar USD3,72 Miliar atau turun 6,6 persen dibanding 2011 sebesar USD 3,99 Miliar.
Presiden Direktur ADRO, Garibaldi Tohir menerangkan, penurunan juga terjadi pada laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk, dimana tercata sebesar USD385,3 juta atau turun 30 persen UDS 550,35 juta di tahun 2011.
"Penurunan terjadi disebabkan, penurunan volume penjualan, dan harga jual rata-rata yang lebih rendah dari tahun sebelumnya yang dikarenakan kondisi pasar batubara yang belum kondusif," ujarnya.
(rna)