BKPM: Investasi mulai beralih ke sektor manufaktur
A
A
A
Sindonews.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai, telah terjadi peralihan realisasi investasi dari sebelumnya sektor sumber daya alam (SDA) menuju ke investasi manufaktur.
Kepala BKPM, Chatib Basri menerangkan, fenomena tersebut patut diapresiasi sebagai kondisi yang menggembirakan. Pasalnya, ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada sektor tambang.
"Ini sesuai dengan tujuan negara agar tidak selalu tergantung pada sumber daya alam. Ini bisa dilihat dari realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) berdasarkan lima sektor usaha," ujar dia di kantor BKPM, Jakarta, Senin (22/4/2013).
Adapun diversifikasi sektor investasi dalam negeri yang dimaksud Chatib, terdiri dari sektor pertambangan senilai Rp6 triliun, investasi transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp6 triliun, investasi industri makanan Rp4 triliun, investasi industri logam dasar Rp1,8 triliun, dan investasi listrik gas dan air Rp1,7 triliun.
"Jadi, terlihat sudah tidak didominasi tambang lagi," sambungnya.
Hal yang sama juga terjadi pada realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) berdasarkan lima sektor usaha, yakni pertambangan tercatat USD1,4 miliar, industri barang kimia dasar dan farmasi USD1,2 miliar, industri logam dasar, mesin elektronik USD1 miliar, industri alat angkutan dan transportasi lainnya USD0,9 miliar, industri kertas dan percetakan USD600 juta.
"Dari lima sektor usaha itu, pertambangan jumlah kontribusinya lebih sedikit dari manufaktur lainnya. Ini berarti, tujuan negara untuk terus mengembangkan industri manufaktur terus berjalan. Kita harapkan ini akan terus berlanjut," tutur Chatib.
Kepala BKPM, Chatib Basri menerangkan, fenomena tersebut patut diapresiasi sebagai kondisi yang menggembirakan. Pasalnya, ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada sektor tambang.
"Ini sesuai dengan tujuan negara agar tidak selalu tergantung pada sumber daya alam. Ini bisa dilihat dari realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) berdasarkan lima sektor usaha," ujar dia di kantor BKPM, Jakarta, Senin (22/4/2013).
Adapun diversifikasi sektor investasi dalam negeri yang dimaksud Chatib, terdiri dari sektor pertambangan senilai Rp6 triliun, investasi transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp6 triliun, investasi industri makanan Rp4 triliun, investasi industri logam dasar Rp1,8 triliun, dan investasi listrik gas dan air Rp1,7 triliun.
"Jadi, terlihat sudah tidak didominasi tambang lagi," sambungnya.
Hal yang sama juga terjadi pada realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) berdasarkan lima sektor usaha, yakni pertambangan tercatat USD1,4 miliar, industri barang kimia dasar dan farmasi USD1,2 miliar, industri logam dasar, mesin elektronik USD1 miliar, industri alat angkutan dan transportasi lainnya USD0,9 miliar, industri kertas dan percetakan USD600 juta.
"Dari lima sektor usaha itu, pertambangan jumlah kontribusinya lebih sedikit dari manufaktur lainnya. Ini berarti, tujuan negara untuk terus mengembangkan industri manufaktur terus berjalan. Kita harapkan ini akan terus berlanjut," tutur Chatib.
(rna)