Warga Depok rata-rata berkarakter konsumtif

Rabu, 24 April 2013 - 14:14 WIB
Warga Depok rata-rata berkarakter konsumtif
Warga Depok rata-rata berkarakter konsumtif
A A A
Sindonews.com - Pesatnya pertumbuhan di Depok membuat investor berlomba-lomba menanamkan modal di kota penyangga ibukota itu. Banyaknya pusat perbelanjaan, membuat warga Depok yang rata-rata bekerja di Jakarta, menjadi lebih konsumtif.

Survey Margo City tahun 2011 menyebutkan Depok paling banyak penduduk kelas menengah. Berpenghasilan Rp10 juta per bulan. 50 persen dari mereka menghabiskan uang dengan belanja di mal.

"Survey itu kami lakukan tahun 2011, di mana banyaknya kelas menengah di Indonesia juga menguntungkan sektor ritel di Depok. Per bulan rata-rata belanja hingga Rp10 juta, kelas menengah memang lagi bagus-bagusnya saat ini," ujar General Manager Margo City, Kristanto Nasution, Rabu (24/4/2013).

Pengamat Sosial dan Budaya Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengatakan, di saat Jakarta sudah penuh sesak saat ini, banyak kelas menengah justru menepi ke pinggiran kota Jakarta seperti Depok. Namun, kata Devie, bangsa Indonesia memang memiliki budaya menghabiskan atau spending yang tinggi, sehingga lebih konsumtif.

"Kalau di Jakarta seperti Menteng, Pondok Indah, itu kan hanya pemilik perusahaan saja. Sementara kelas menengah tinggal di daerah pinggiran. Bangsa kita itu spending tinggi, tapi investasi paling rendah di Asia Tenggara," paparnya.

Meskipun pendapatan naik, kata dia, tetap saja karakter budaya menabung dan kemauan berinvestasi masih rendah. Devie menilai terlebih lagi jika spending yang dihabiskan lebih besar ketimbang pendapatan.

"Ini yang bahaya, gajinya hanya Rp5 juta, tapi spendingnya Rp10 juta. Berarti kan utang. Bisa jadi dari utang, pendapatan, atau warisan. Tetapi kalau utangnya karena kartu kredit, ini bahaya," paparnya.

Devie meminta agar Pemerintah Kota Depok tidak menjadikan angka konsumtif tersebut sebagai angka kesejahteraan warga. Sementara di satu sisi, pengusaha ritel juga makin pintar menggoda para calon konsumen untuk memanggil para konsumen agar berbelanja.

"Masyarakat kita senang konsumsi, godaan presentasi dari pedagang bisnis juga hebat-hebat dengan membuat tempat yang nyaman dan indah, serta mudahnya syarat kredit dan sulitnya syarat orang membuka usaha, juga menjadi faktor pendukung," tutupnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6734 seconds (0.1#10.140)