Kemenperin gelar pameran produk industri mamin

Selasa, 28 Mei 2013 - 11:33 WIB
Kemenperin gelar pameran...
Kemenperin gelar pameran produk industri mamin
A A A
Sindonews.com - Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Euis Saedah membuka Pameran Produk Industri Makanan dan Minuman di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa, (28/5/2013). Pameran yang dilaksanakan tanggal 28-31 Mei ini diikuti sebanyak 55 peserta dari berbagai produsen makanan dan minuman.

”Pameran ini diharapkan menjadi wahana pendorong bagi para pengusaha di bidang industri makanan dan minuman untuk memperkenalkan produk, kualitas dan citra merek serta memperoleh berbagai masukan atau keinginan dari pelanggannya,” ujar Euis dalam siaran persnya, Selasa (28/5/2013).

Euis mengatakan, program hilirisasi industri agro yang dicanangkan oleh Kementerian Perindustrian telah mencapai hasil-hasil yang cukup baik, antara lain: Pertama, utilisasi kapasitas industri minyak goreng kelapa sawit yang meningkat dari 45 persen pada 2010 menjadi lebih dari 70 persen pada 2012.

Selain itu, pergeseran tren ekspor yang awalnya didominasi oleh CPO, berubah menjadi ekspor produk hilir yang bernilai tambah tinggi seperti oleo food dan oleo chemical. Investasi di industri hilir kelapa sawit lebih dari Rp18 triliun sehingga tren penggunaan CPO sebagai bahan mentah semakin meningkat.

Kedua, peningkatan kapasitas produksi industri kakao dari 560 ribu ton (utilisasi 44,6 persen) pada tahun 2011 menjadi 660 ribu ton (utilisasi 66 persen) pada 2012. Sejalan dengan peningkatan tersebut, jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor industri ini juga semakin meningkat menjadi 4.300 orang.

Adanya investasi industri kakao baru yaitu Guan Chong Cocoa, PT Cargill Indonesia, JB Cocoa dan Barry-Comextra dengan total investasi lebih dari USD279 juta, dapat juga menambah kapasitas produksi sebesar 307 ribu ton per tahun. Ketiga, program revitalisasi industri gula menghasilkan peningkatan kapasitas giling, produksi riil, mutu gula, rendemen dan overall recovery.

Sementara itu, untuk mencapai sasaran Millennium Development Goals (MDGs) terutama kaitannya dalam menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, Pemerintah telah melaksanakan langkah-langkah penting dalam pemenuhan gizi masyarakat diantaranya adalah pemberlakuan secara wajib SNI Tepung Terigu sebagai bahan makanan melalui Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan Secara Wajib.

“Dengan adanya peraturan tersebut, maka tepung terigu yang dipasarkan di Indonesia wajib ditambahkan zat besi, vitamin B1, vitamin B2 dan asam folat sebagai fortifikan. Fortifikasi tepung terigu dengan zat besi dapat mencegah secara signifikan pelemahan mental yang sering terjadi di kalangan anak-anak muda yang tidak mengkonsumsi zat besi yang cukup,” ujarnya.

Euis menambahkan, industri makanan dan minuman menduduki posisi strategis dalam penyediaan produk siap saji yang sehat, aman, higienis, bergizi dan bermutu. Ketiga aspek utama yaitu aman, bergizi dan bermutu selayaknya telah dipenuhi oleh para produsen makanan dan minuman karena berhubungan langsung dengan kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.

Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah menetapkan Undang-Undang No 18 tahun 2012 tentang Pangan yang mengamanatkan bahwa pangan harus senantiasa tersedia secara cukup, aman, bermutu, bergizi dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7048 seconds (0.1#10.140)